Berita

Kepala Biro Penelitian, Pemantauan dan Dokumentasi Kontras, Rivanlee Anandar/Net

Politik

Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja Bertentangan Dengan Kondisi Rakyat

SENIN, 27 JANUARI 2020 | 17:13 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Langkah pemerintah untuk mempermudah investasi masuk lewat Rancangan UU Cipta Lapangan Kerja dinilai ambivalen atau bertentangan dengan kondisi masyarakat.

Sebab, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat, selama 100 hari kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo terdapat 89 kasus okupasi atau perselisihan hak kepemilikan tanah.

"Saya ingin jelaskan upaya pemerintah untuk memudahkan iklim investasi yang sifatnya ambivalen terhadap kondisi masyarakat atau kondisi yang terjadi di sektor masyarakat," tutur Kepala Biro Penelitian, Pemantauan dan Dokumentasi Kontras, Rivanlee Anandar dalam junpa pers di kantornya, Jalan Kramat 2, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (27/1).


"Lebih luas lagi, selama 100 hari Kontras melakukan pendataan kasus yang terjadi di SDA (Sumber Daya Alam), setidaknya kami catat 85 kasus yang berkaitan dengan SDA, yang mayoritas kasusnya okupasi," sambung Rivan.

Selain itu, Kontras juga mendata kasus kriminalisasi terhadap warga di pulau kecil Wawonii, Sulawesi Tenggara. Di mana, terdapat 27 orang dikriminalisasi oleh oknum suruhan perusahaan tambang.

“Ini aktor utamanya swasta atau korporasi. Ketika tahun 2014 angka pantauan Kontras di SDA itu aktor pelanggaran itu masih tinggi di ranah pemerintah. Dari 2015 sampai hari ini aktornya berubah jadi swasta," ucap Rivan.

Atas contoh kasus yang didapat tersebut, Rivan berkesimpulan kalau kehadiran omnibus law hanya ingin memudahkan kelompok bisnis semata, yang tujuannya ialah untuk memperlebar investasi namun luput keterlibatan publik dan potensi dampak lingkungan dan HAM.

"Dari angka ini sudah terlihat bahwa memang upaya Jokowi menggenjot arus investasi terlihat dari konflik tanah yang terjadi di lapangan," tutup Rivan. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya