Berita

Gedung karantina yang dibakar pengunjuk rasa/Net

Dunia

Pengunjuk Rasa Hong Kong Bakar Gedung Karantina Pasien Corona

SENIN, 27 JANUARI 2020 | 12:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Otoritas Hong Kong telah menutup akses masuk bagi warga China yang berasal dari Provinsi Hubei. Larangan tersebut juga berlaku bagi siapa pun yang berada di provinsi itu selama 14 hari terakhir, kecuali warga Hong Kong.

Penutupan akses tersebut diumumkan pada Minggu (26/1), atau setelah sekelompok pengunjuk rasa membakar lobi sebuah gedung baru yang rencananya akan digunakan sebagai fasilitas karantina wabah corona yang berasal dari Wuhan.

Dimuat Channel News Asia, sekelompok pengunjuk rasa berpakaian serba hitam masuk ke blok perumahan umum, Fan Ming Estate di distrik Fanling yang menjadi perbatasan dengan China daratan. Mereka kemudian melempar molotov ke gedung diikuti dengan suara alarm.


Meski api berhasil dipadamkan, namun are lobi tampak mengalami kerusakan.

Dari penuturan seorang pengunjuk rasa, aksi tersebut dilakukan sebagai seruan agar pemerintah menutup perbatasan dengan China untuk menghindari risiko terjangkit.

"Kami tidak puas dengan pemerintah memilih perumahan ini sebagai desa karantina karena sangat dekat dengan pemukiman dan sekolah dasar," ujar seorang pengunjuk rasa yang diketahui bernama Tsang.

Setelah unjuk rasa tersebut, pemerintah setempat mengatakan akan menghentikan pekerjaan untuk menjadikan Fai Ming Estate sebagai desa karantina.

Hingga saat ini, otoritas Hong Kong memang hanya membatasi akses keluar masuk dari China daratan. Koneksi kereta dan penerbangan dari dan ke Wuhan juga telah ditangguhkan.

Namun, menurut para pengunjuk rasa hal tersebut tidaklah cukup karena virus corona sudah menyebar ke berbagai wilayah China, khususnya seluruh kota di Provinsi Hubei.

Sementara itu, otoritas kesehatan Hong Kong mengatakan pada Minggu sore bahwa ada 107 orang yang tengah berada di karantina dan 77 kasus yang diduga terinfeksi corona.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya