Berita

Donald Trump dan Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Bahas Trump's Plan Dengan Presiden AS, PM Israel Dan Oposisi Terbang Ke Washington

SENIN, 27 JANUARI 2020 | 09:37 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rencana perdamaian Timur Tengah yang diajukan Presiden AS Donald Trump atau 'Trump's Plan' akan segera ditindaklanjuti.

Senin ini (27/1), Trump direncanakan akan melakukan pertemuan back to back dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin oposisinya, Benny Gantz untuk membahas rencana tersebut.

Menurut informasi dari Gedung Putih, Trump akan terlebih dahulu bertemu Netanyahu, sebelum bertemu dengan Gantz. Di mana Gantz telah menyatakan keberatannya atas rencana perdamaian Trump.

Setelah itu, Trump dan Netanyahu dijadwalkan untuk memberikan pernyataan bersama kepada publik pada Selasa (18/1), seperti yang dimuat Reuters.

"Hari ini, saya akan pergi ke Washington untuk berdiri di samping seorang Presiden Amerika yang membawa rencana yang saya yakini mempromosikan kepentingan kita yang paling penting. Bersamanya, kita akan membuat sejarah," ujar Netanyahu sebelum berangkat ke ibukota AS itu pada Minggu (26/1).

Berbeda dengan Netanyahu yang membawa rombongannya dengan pesawat kenegaraan. Ketua Partai Biru dan Putih, Gantz hanya membawa segelintir orang dalam penerbangan komersial.

"Ini adalah kunjungan yang sangat penting," katanya kepada Reuters setelah mendarat di Bandara Internasional Dulles.

Pada pekan lalu, Trump berjanji akan merilis rincian inisiatif perdamaiannya sebelum bertemu dengan Netanyahu dan Gantz. Tetapi hingga saat ini belum ada pengumuman pasti kapan rencana itu akan dibeberkan.

Secara garis besar, Trump's Plan berisi rencana perdamaian untuk mengakhiri konflik puluhan tahun antara Palestina dan Israel. Walaupun Trump sudah memiliki komunikasi yang baik dengan pihak Israel, namun tidak dengan pihak Palestina. Hal tersebut diungkapkan oleh para pemimpin Palestina.

Dalam keputusannya mengenai hubungan Israel dan Palestina, Trump kerap menunjukkan keberpihakannya. Seperti ketika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, hingga memangkas bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya