Berita

Yasonna Laoly/Net

Politik

Pengamat: Wajar Jika Kini Banyak Yang Desak Menteri Yasona Mundur

SENIN, 27 JANUARI 2020 | 07:57 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Peringatan Presiden Joko Widodo agar para menteri hati-hati dalam menyampaikan informasi ke publik merupakan sindiran terhadap Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Begitu penilaian Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/1).

Menurutnya, ada dua kesalahan Yasonna yang disindir Jokowi. Pertama, mengenai informasi keberadaan buron KPK yang juga kader PDIP Harun Masiku. Di mana pernyataan Yasonna yang menyebut Harun masih berada di luar negeri bertentangan dengan pengumuman Ditjen Imigrasi Kemenkumham.

Kedua, mengenai pernyataan menteri dari PDIP itu yang menyinggung warga Tanjung Priok.

“Jadi itu sindirin halus Jokowi ke Yassona yang dua kali bikin blunder," ujar Adi.

Untuk itu, dia menyarankan agar Yasonna selaku pejabat publik berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Termasuk soal Harun Masiku meskipun kader PDI Perjuangan. Informasi yang salah dan terburu-buru justru akan membuat Yasonna dalam bahaya sendiri.

"Tak heran jika kini banyak yang mendesak Yasonna mundur dari menteri," demikian pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Selain disentil oleh Presiden Jokowi lantaran diduga telah memberikan informasi kepada publik secara gegabah, Yasonna turut dilaporkan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) ke KPK atas dugaan melakukan perbuatan merintangi penyidikan (obstruction of justice).

ICW melaporkan Yasonna lantaran menyebut keberadaan Harun Masiku masih di luar negeri. Padahal, Harun per 7 Januari 2020 sudah berada di Indonesia.

ICW juga mendesak pencopotan Yasonna dari Menkumham lantaran diduga telah menyebarkan berita bohong soal keberadaan Harun Masiku kepada publik.

“Ini harus jadi pegangan utama untuk Presiden Joko Widodo untuk menegur dan memecat yang bersangkutan," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya