Berita

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly/Net

Politik

Minta Yasonna Laoly Dipecat, KNPI: ICW Terlalu Lebay

SABTU, 25 JANUARI 2020 | 22:53 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Desakan mundur yang dilontarkan oleh berbagai elemen terhadap Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly dinilai mengada-ada.

Apalagi, sampai dibumbui dengan meminta Presiden Jokowi memecatnya ini seruan konyol dan terbilang hanya cari panggung semata.

Menteri asal PDI Perjuangan itu dilaporkan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) kepada KPK atas dugaan melakukan perbuatan merintangi penyidikan (obstruction of justice).


ICW melaporkan Yasonna lantaran telah melontarkan pernyataan soal keberadaan Harun Masiku masih di luar negeri. Pasalnya, Yasonna sempat ngotot soal keberadaan Caleg PDI Perjuangan, Harun Masiku diluar negeri sejak 6 Januari 2020. Ternyata Harun telah berada di Indonesia sejak 7 Januari 2020.

Harun adalah salah satu tersangka kasus dugaan suap kepada mantan Komisoner KPU, Wahyu Setiawan soal pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI dapil Sumsel I.

"Saya rasa apa yang dilakukan oleh ICW dkk meminta Presiden Jokowi memecat Menkumham terlalu lebay," ujar Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama dalam keterangan persnya kepada wartawan, Sabtu (25/1)

Terpilihnya kembali Yasonna sebagai MenkumHam diperiode kedua Presiden Jokowi menunjukan bahwa apa yang sudah dikerjakannya membawa kebaikan bagi bangsa dan negara.

"Jangan karena sosok Harun yang korupsi, terus mereka minta Menkumham mundur," tegasnya.

Soal pernyataan Yasonna yang berbeda dengan Imigrasi terkait keberadaan Harun, Haris menilai bisa jadi Menkumham mendapat laporan yang berbeda diawal.

"Sebagai menteri tentu mendapat laporan dari anak buah. Mungkin ini pak Menteri dapat laporan yang berbeda dari anak buah. Jadi bukan salah beliau," jelasnya.

Haris mengatakan pihaknya siap berada di belakang Menkumham untuk terus mendukung kerja-kerjanya di Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

"KNPI mendukung penuh Menkumham. Kami akan lawan orang-orang yang mencoba mengganggunya," tegas Haris.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya