Berita

Ilustrasi Planet Bumi/Net

Dunia

Planet Yang Baru Ditemukan Astronot Ini Diperkirakan Bisa Jadi Pengganti Bumi

KAMIS, 23 JANUARI 2020 | 08:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dua planet yang menyerupai bumi alias super earth berhasil dideteksi oleh tim astronom. Kedua planet itu terletak di bintang terdekat dengan bumi. Sehingga para astronot memperkirakan planet tersebut berpotensi layak huni.

Kedua planet ini ditemukan menggunakan pendekatan tidak langsung bernama metode radial velocity. Kedua planet diramalkan bisa menjadi kandidat sempurna mencari kehidupan di masa depan sebagai pengganti Bumi.

Dari pemberitaan Science Alert, Rabu (22/1), dua planet itu bernama GJ 180 d dan GJ229A c. Masing-masing berukuran 7,5 dan 7,9 kali lipat dari besar Bumi. GJ 180 d dan GJ229A c berjarak 40 dan 19 tahun cahaya dari Bumi.


Orbit dari sekumpulan planet ini secara umum tidak potensial untuk kehidupan manusia. Pasalnya, tipe bintang tempat kumpulan planet ini berada cukup kasar dan tidak ramah terhadap sekitar karena aktivitas flare dan radiasi tinggi. Namun, hal tersebut tergantung dari seberapa jauh planet dari bintang.

Astronom Fabo Feng dari Carnegie Institution for Science, mengatakan, GJ 180d memiliki kemungkinan menjadi pengganti Bumi. Namun, GJ 229A c menjadi kandidat terbaik untuk mempelajari sebuah evolusi.

"GJ 180 d merupakan planet yang suhunya paling mendekati Bumi, posisinya tidak tidally lock. Dengan begitu, kemungkinan untuk menjadi pengganti Bumi dan mempertahankan kehidupan jadi makin tinggi," kata Fabo Feng.

Sementara itu, GJ 229A c memiliki periode orbit 122 hari. Namun, bintangnya yakni Gliese 229A berukuran lebih besar dibandingkan Gliese 180. Selain itu, planet ini mungkin berlawanan dengan arah bintang.

Menariknya, Gliese 229A berada dalam sistem biner, dengan sebuah brown dwarf bernama Gliese 229B. Keduanya terbentuk seperti bintang, dengan material gumpalan gas.

GJ 229A c kini resmi merupakan super-Earth yang beriklim paling mirip dengan Bumi. Planet ini menjadi kandidat yang sangat baik untuk mempelajari bagaimana planet bisa terbentuk dan berevolusi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya