Berita

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD/RMOL

Politik

Dukung Omnibus Law, Mahfud MD: Sekarang Di Indonesia Itu Banyak Industri Hukum

RABU, 22 JANUARI 2020 | 11:11 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Saat ini di Indonesia banyak muncul industri hukum, yang jika dibiarkan justru bisa menghancurkan negeri ini di tengah era globalisasi.

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD saat menjadi keynote speech di seminar Dentons HPRP dengan tema "Omnibus Law: Implementasi dan Dampak Terhadap Investasi" di Shangri-La Hotel Jakarta, Rabu (22/1).

"Dulu kita kuliah semester awal diajari di bidang hukum perdata itu ada namanya hukum industri. Nah sekarang di Indonesia itu banyak industri hukum," ucap Mahfud MD.


Industri hukum yang dimaksud Mahfud ialah banyak pihak yang membuat hukum dan diatur sedemikian rupa untuk mencari keuntungan sepihak.

"Dari mana industri hukum dibuat? Mulai dari proses pembuatan UU. Implementasi UU untuk membuat keputusan itu, itu ada industrinya semua, sampai eksekusinya," jelas Mahfud.

Hal tersebut diketahui Mahfud lantaran banyaknya putusan pengadilan yang tidak bisa dieksekusi. Bahkan, banyak kasus perdata yang dibelokkan menjadi kasus pidana.

Mahfud pun memberi contoh. "Pak ingin punya gedung ini? Nggak bisa kata bapak ini. Saya bisa buat hukumnya agar bapak punya ini. Gugat lah ini, cari-cari alasannya. Lalu bayar hakimnya, bayar jaksanya agar dimenangkan. Ini lah yang banyak terjadi, itu lah industri hukum," papar Mahfud.

Sehingga, dengan adanya Omnibus Law menurut Mahfud bisa menghilangkan persoalan di bidang hukum tersebut.

"Itu lah persoalan hukum kita, dan yang begini nggak bisa (dibiarkan) ke depan. Di era globalisasi mau begitu terus? Hancur kita," tegasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya