Berita

Ilustrasi LPG 3 Kg/Net

Publika

Rentetan Kelemahan Distribusi Tertutup Subsidi Gas LPG Tiga Kilogram

SENIN, 20 JANUARI 2020 | 01:46 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

"DATA tidak akurat, rawan dikorupsi dan bisa digunakan sebagai money politcs menjelang pilkada serentak 2020".

1. Data kemiskinan di Indonesia tidak pasti. Masing masing institusi berbeda angka tentang kemiskinan. Sangat tergantung kepentingan masing masing institusi.

2. Angka kemiskinan di kemensos didasarkan pada proposal proyek kemiskinan mereka ke internasional dan ke APBN, demikian juga dengan angka kemiskinan pemda disesuikan dengan proposal pengentasan kemiskinan mereka. Angka kemiskinan bisa dibesar-besarkan.

3. Angka kemiskinan versi BPS bermasalah. BPS melakukan trik memainkan indikator kemiskinan. BPS menggunakan indikator extreme poperty dalam mengukur kemiskinan. Akibatkan angka kemiskina BPS terus menurun dan kecil, meski keadaan ekonomi memburuk.

4. Tidak ada angka kemiskinan by name by address di lembaga pemerintah, jadi pemerintah akan kesulitan alokasikan anggaran dalam   pendistribusian subsidi tertutup.

5. Distribusi tertutup rawan dikorupsi oleh birokrasi melalui praktik manipulasi data. Dalam kasus dana desa saja bisa ada desa hantu. Apalagi distribusi gas.

6. Tidak ada kajian akademis yang melandasi rencana ini. Pemerintah terkesan terburu-buru dalam mengurangi subsidi. Dasar yang dijadikan acuan adalah "karangan bebas" pihak-pihak dari ESDM.

7. Pemerintah tidak melibatkan ormas, akademisi, pengamat, ahli, dan kalangan dunia usaha dalam memutuskan perkara ini. Sehingga rawan penolakan dan penyimpangan.

8. Menjelang pilkada serentak, penyaluran subsidi LPG secara tertutup rawan dimanfaatkan oleh oligarki penguasa untuk sumber daya money politics untuk memenangan kawan-kawannya.

9. Belajar dari sebelum-sebelumnya, model distribusi tertutup selalu gagal, dan menjadi alat kekuasaan untuk money politics dan gagal memberi rasa keadilan bagi orang miskin.

Penulis adalah peneliti senior Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Pangkas Anggaran Kementerian, Prabowo Lebih Peduli Rakyat Kecil

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:30

Bursa Asia Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:22

Guncangan Politik Rumania, Presiden Klaus Iohannis Pilih Mundur

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:19

Butuh 15 Regulasi Kewenangan Khusus Pasca Status Berubah Jadi DKJ

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:17

Jokowi Harusnya Tak Olok-olok SBY soal Hambalang

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:14

Kebijakan Trump Bikin Dolar AS Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:05

Bursa Eropa Sumringah, Indeks Utama Kompak Naik

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:42

Menuju Bahaya Oligarki

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:29

Saham-saham Teknologi Melonjak, Bursa AS Ditutup Menghijau

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:18

Mbak Ita dan Suaminya Dikabarkan Kembali Diperiksa Hari Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:10

Selengkapnya