Berita

Korban Ritual Setan di Panama, Diangkut Helikopter/Net

Dunia

'Ritual Setan' Di Panama, Tujuh Tewas dan 14 Disiksa

SABTU, 18 JANUARI 2020 | 08:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tujuh orang tewas dalam ritual aneh yang disebut ritual pengusiran setan di sebuah komunitas hutan di Panama.

Dalam ritual itu, penduduk pribumi ditangkap oleh sekitar 10 pengkhotbah dan disiksa, dipukuli, dibakar, dan ditebas dengan parang untuk membuat mereka bertobat dari dosa-dosa mereka. Hal itu diungkapkan oleh pihak otoritas berwenang setempat.

Polisi berhasil membebaskan 14 anggota kelompok adat Bugle Ngabe yang telah diikat dan dipukuli dengan tongkat kayu dan Alkitab.


Jaksa penuntut setempat Rafael Baloyes menggambarkan pemandangan mengerikan yang ditemukan oleh para penyelidik ketika mereka berjalan melalui perbukitan ke komunitas adat terpencil Ngabe Bugle di dekat pantai Karibia.

Tiga warga desa berhasil  melarikan diri dan pergi ke rumah sakit setempat untuk perawatan. Walau polisi sudah bersiap untuk sesuatu yang buruk, tetap saja mereka terkejut dengan apa yang mereka temukan di sebuah 'gereja' yang dibuat seadanya di sebuah peternakan di mana sekte agama yang dikenal sebagai Cahaya Baru Tuhan diselenggarakan.

"Mereka sedang melakukan ritual di dalam. Dalam ritual itu, ada orang yang ditahan di luar kehendak mereka, dan dianiaya," kata Baloyes.

"Ada seorang telanjang, seorang wanita, di dalam gedung, di mana penyelidik menemukan parang, pisau, dan seekor kambing yang dikorbankan secara ritual," sambungnya, seperti dituliskan AP, Jumat (17/1).

Baloyes mengatakan ritual itu telah berlangsung sejak Sabtu pekan lalu dan telah mengakibatkan kematian.

Pihak berwenang menemukan kuburan yang baru digali bersama enam mayat anak-anak dan satu dewasa, di dekat 'gereja' itu. Korban tewas termasuk lima anak berumur satu tahun, ibu hamil dan seorang perempuan berusia 17 tahun.

"Mereka mencari keluarga ini untuk mengadakan ritual dan mereka membantai mereka, menganiaya mereka, membunuh hampir seluruh keluarga," ungkap Baloyes, menambahkan bahwa salah satu tersangka dalam pembunuhan itu adalah kakek dari anak-anak yang dibunuh.

Semua korban, dan tampaknya semua tersangka, adalah anggota komunitas adat yang sama.

Ricardo Miranda, pemimpin zona semi-otonom Ngabe Bugle yang dikenal sebagai Comarca, menyebut sekte itu "setan" dan mengatakan hal itu bertentangan dengan kepercayaan Kristen di kawasan itu.

"Kami menuntut penghapusan segera sekte Setan ini, yang melanggar semua praktik kerohanian dan ko-eksistensi dalam Kitab Suci," tuntut Miranda.

Rupanya sekte ini relatif baru di daerah itu, dan telah beroperasi di wilayah itu sekitar tiga bulan.

"Salah satu dari mereka mengatakan Tuhan telah memberi mereka pesan," ucap Baloyes. Pesan itu rupanya direbus untuk membuat semua orang bertobat atau mati.

Bugle Ngabe adalah kelompok asli terbesar di Panama dan menderita tingkat kemiskinan dan buta huruf yang tinggi.

Tidak jelas apa keyakinan atau afiliasi yang dimiliki dengan gereja "Cahaya Baru Tuhan". Sebuah gereja evangelis mapan yang dikenal sebagai Luz del Mundo mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kasus ini.

Daerah itu sangat terpencil sehingga harus menggunakan helikopter untuk mengangkut korban yang terluka dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Mereka termasuk setidaknya dua wanita hamil dan beberapa anak.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya