Berita

Sekretaris Jenderal Pro Demokrasi (ProDem), Satyo Purwanto/Net

Politik

Tim Hukum DPP PDIP Kerahkan Upaya Perlawanan Hukum, Pengamat: Wajar, Karena Ada Kontroversi Fakta Penangkapan Tersangka

JUMAT, 17 JANUARI 2020 | 12:35 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dinilai terus melakukan perlawanan hukum terkait kasus suap yang menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan yang juga menyeret politisi PDIP.

Upaya perlawanan hukum tersebut terlihat dari kedatangan tim hukum DPP PDIP ke beberapa tempat. Di antaranya KPU, Dewan Pengawas (Dewas) KPK, pada Kamis (16/1) kemarin. Sedangkan hari ini Jumat (17/1) juga direncanakan akan datang ke Gedung Dewan Pers dan Bareskrim Polri.

Menanggapi upaya perlawanan hukum itu, Sekretaris Jenderal Pro Demokrasi (ProDem), Satyo Purwanto menilai upaya tersebut sebagai hal yang wajar.

"Intimidasi ataupun perlawanan hukum dari PDIP menjadi wajar ketika ada kontroversi fakta penangkapan tersangka, itu hal yang teoritis karena terdeskripsi di dalam aturan," ucap Ali Fikri kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/1).

Apalagi kata Satyo, ia mengamini pernyataan tim hukum DPP PDIP maupun politisi PDIP yang menyebut sering terjadinya kebocoran dokumen rahasia milik KPK.

"Bukan baru kali ini dokumen rahasia KPK bocor ke publik. Itu menandakan internal KPK tidak solid dan tidak tertib, banyak faksi di dalam tubuh KPK," jelasnya.

Sehingga, Satyo menilai hal tersebut merupakan tugas berat bagi pimpinan KPK dibawah kepemimpinan Firli Bahuri. Firli Cs harus bisa membenahi kekacauan yang ada di internal tubuh KPK.

"Dan hal ini juga jadi tugas tidak ringan untuk pimpinan KPK yang baru," katanya.

Selain itu, Satyo berharap Firli Cs dapat segera membuat terang kasus yang tengah ditangani yakni kasus yang menjerat Wahyu Setiawan, Harun Masiku, Agustiani Tio, dan Saeful Bahri.

"Terlepas dari itu semua, pimpinan KPK baru harus segera membuat terang kasus tersebut," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya