Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menargetkan dapat menguasai 60 persen kemenangan di pemilihan kepala daerah (Pilkada) September 2020 mendatang.
Partai besuatan Megawati Soekarnoputri itu tidak menjelaskan daerah mana yang menjadi target kemenangan.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an menganggap wajar terkait target dari partai Banteng bermoncong putih itu. Menurut Ali Rif'an, sikap PDIP itu adal bentuk optimisme menatap masa depan partainya.
"Target tersebut rasional mengingat PDIP skrg merupakan the ruling party, jadi partai pemenang pemilu (2014 dan 2019) dua kali berturut-turut," kata Ali Rif'an kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/1).
Lebih lanjut, Ali menyebutkan, kemenangan PDIP di 2 kali Pemilu menunjukkan bahwa kaki politik di basis sangat kuat. Selain itu, kerja mesin politiknya juga teruji memenangkan kontestasi baik di bidang eksekutif maupun legislatif.
"Artinya, kaki politik PDIP di-grass root lebih kuat dibanding partai lainnya, mesin politik partai juga sudah teruji, begitu pula instrumen pemenangan lainnya," tandas Ali.
Meski demikian, target kemenangan 60 persen yang dipasang PDIP menghadapi tantangan yang berat. Salah satu tantangannya adalah bagaimana menghadirkan figur potensial yang sesuai dengan selera masyarakat.
"Dalam pilkada, kekuatan figur paling utama. Figur yang diusung jauh lebih penting ketimbang partai yang mengusung. Ini mengingat di Indonesia figur ID jauh lebih kuat ketimbang party ID," paparnya.
PDIP, kata Ali juga harus punya strategi untuk menggaet pemilih milenial. Alasannya, pemilih milenial akan menjadi ceruk penentu dalam Pilkada mendatang.
"Cara untuk menarik pemilih milenial bisa dilakukan misalnya dengan menarik milenial jadi calon wakil kepala daerah, ataupun dalam kerja-kerja politik menggunakan pendekatan modern, seperti microtargeting (kampanye berbasis personal), tecnopolitic (mendekati pemilih lewat teknologi informasi seperti medsos, visual grafis, video kretif, dan lain-lain)," pungkasnya.