Berita

Kapal Coast Guard China dari pantaua Kapal perang Indonesia/Net

Publika

Triangular Diplomacy

SENIN, 13 JANUARI 2020 | 22:44 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

AMERIKA, Indonesia, China membentuk apa yang disebut Henry Kissinger dengan istilah "triangular diplomacy".

Doktrin ini mencuat semasa Vietnam War (1955–1975). Targetnya; mempertahankan hegemoni dan diplomatic interest Amerika dengan mengeksploitasi rivalry antara China dan Soviet Union.

Analisa international politics Kenneth Waltz mendorong Kissinger mengikat "koalisi" dengan China.

Koalisi ini menetralisir kekuatan Soviet Union. Sesuai dengan teori neorealist balance of power i.e.as insecure states are seeking to bring an equilibrium to the international order in an attempt to bring peace and benefit the relevant actors.

Indonesia harus berani memosisikan diri sebagai "revisionist states". Amerika sebagai Old Hegemon (near dead) dipastikan berusaha mempertahankan posisinya dalam sistem lama. Thus, dia masuk kategori "status quo" state.

Status quo itu menyatakan Indonesia adalah neo-koloni Amerika. Diperhalus dengan istilah the sphere of influence.

China sebagai the new emerging global super power berada dalam posisi "Offensive realists". Targetnya pasti menyingkirkan Amerika sebagai Old Hegemonic power.

Proyeksi outward China diharuskan mengadopsi strategi "Buck passing" yaitu strategy in power politics whereby a state tries to get another state to deter or fight an aggressor state while it remains on the sidelines.

Karena itu China pasti butuh Indonesia. Maka skenario konflik dengan Indonesia adalah sesuatu yang absurd.

Tradisi China tidak kenal egalitarianisme. Indonesia adalah "Big brother" bagi negara-negara ASEAN. Minimal saat Pak Harto berkuasa. Pasca reformasi, perlahan namun pasti, derajat Indonesia di regional terus turun dan melemah.

As Big Brother di Asia, China tetap memperlakukan dan memosisikan Indonesia sebagai ASEAN's Big brother.

Sayangnya provokasi Amerika dan Sentiment rasialis Anti-China seringkali membutakan mata banyak orang Indonesia.

Mereka tidak tahu detail tentang China. Generasi kelima seperti Xi Jin Ping telah sampai pada philosophy "Jika China ingin kaya, maka dunia harus sejahtera".

Doktrin eksploitasi total yang diadopsi Amerika dan The West terbukti memiskinkan negara Dunia Ketiga. Imbasnya Amerika dan The West nggak mampu lagi membiayai ekspedisi Moon Landing.

Paradigma China sekarang mirip Henry Ford yang mengatakan negara-negara konsumen harus disejahterakan supaya punya purchasing capacity membeli mobil-mobil Ford yang mahal.

Indonesia harus berdaulat. Jangan mau jadi subordinasi Amerika. Mainkan "Kartu China".

Karakter politik Amerika nyata biadab. Middle east hancur. Afrika stuck. Iraq dan Libya diserang karena ingin tes teknologi senjata. Raw Material Papua disedot sebagai upah Satpam Amerika menjaga Indonesia dari invasi komunis.

Perang Dingin selesai. Dunia masuk Era Multipolar. Indonesia mesti beradaptasi dengan mengubah strategi dan cara pandang.

Masalah dunia sekarang adalah Pan-Terorisme. Communist is dead. Dan sangat keliru apabila memisahkan Pan-Terorisme itu dengan American's politics.

Penulis adalah anggota Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak) 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya