Berita

Hillary Clinton saat memberikan pidato kampanyenya di San Diego, California/Net

Dunia

Hillary Clinton Sudah Memprediksi AS-Iran Memanas Jika Trump Jadi Presiden

SENIN, 13 JANUARI 2020 | 10:49 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Iran belakangan ini ternyata sudah diramalkan oleh mantan pesaing Presiden Donald Trump, Hillary Clinton.

Usai aksi saling serang antara AS dan Iran di Irak, muncul sebuah video pidato kampanye Hillary Clinton di San Diego, California, pada 2 Juni 2016 lalu.

Dalam video tersebut, Hillary seakan-akan sudah tahu apa yang terjadi jika Trump menjadi Presiden AS, khususnya kebijakan Trump terhadap Iran.

"Seperti banyak orang di negara kita dan seluruh dunia, saya percaya bahwa orang yang dicalonkan oleh Partai Republik (Trump) tidak dapat melakukan pekerjaannya (sebagai Presiden)," ucap Hillary yang disambut dengan tepuk tangan penonton.

"Tidak sulit membayangkan Donald Trump membawa kita ke dalam perang," lanjutnya, seraya mengatakan Trump tidak layak secara emosional memegang jabatan Presiden yang membutuhkan pengetahuan, stabilitas, dan tanggung jawab yang besar.

Trump bukan orang yang bisa berdiplomasi. Tapi diplomasi seringkali satu-satunya cara untuk menghindari konflik yang dapat menelan biaya yang lebih besar, kata politikus Partai Demokrat tersebut.

Ketika Iran mengembangkan bom nuklir, lanjut Hillary, Presiden Barack Obama memilih jalur dengan memulai dialog. Dan akhirnya, AS berhasil mencapai kesepakatan yang memungkinkan memblokir jalan bagi Iran untuk mendapatkan senjata nuklir.

"(Tapi) Donald Trump mengatakan seharusnya kita tidak melakukan kesepakatan... Jadi apa? Perang?" tanya tegas Hillary yang dibalas dengan "Tidak!" dari penonton.

Jika tidak melakukan kesepakatan dan menciptakan lebih banyak sanksi, justru Iran akan terus mengembangkan program nuklirnya dan dunia akan menyalahkan AS, kata mantan Menteri Luar Negeri AS ini.

"Donald Trump tidak tahu apa-apa tentang Iran atau program nuklirnya. Tanyakan dia," tegas Hillary.

"Sekarang bayangkan Donald Trump duduk di Situation Room, membuat keputusan hidup atau mati atas nama AS," ujar Hillary yang dijawab "Tidak!" oleh penonton.

"Bayangkan dia (Trump) memutuskan apakah akan mengirim suami atau anak-anak Anda ke medan pertempuran," ujar Hillary yang kembali dijawab "Tidak!" oleh penonton.

"Bayangkan jika dia tidak hanya memiliki akun Twitter saat marah, tetapi seluruh Amerika... Apakah kita ingin jarinya berada di dekat tombol?" tanya Hillary merujuk tombol pada keputusan di tangan Presiden.

Dan kurang dari empat tahun kemudian, perkataan Hillary tampaknya mulai terbukti. Trump mulai menyulut api dengan membunuh Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Letjen Qassem Soleimani di Bandara Baghdad, Irak pada Jumat (3/1).

Tak ayal, Iran kemudian melakukan serangan balasan dengan meluncurkan 22 rudal ke dua pangkalan militer AS di al Asad dan Erbil, Irak pada Rabu (8/1).

Tensi pun semakin tinggi. Apalagi AS telah memberlakukan sanksi yang lebih berat kepada Iran, yang dibalas dengan pengayaan uranium Iran yang semakin besar. Hanya tinggal masalah waktu ketegangan ini bisa menjadi "perang", seperti yang pernah dikatakan Hillary.

Seperti dalam akhir pidatonya, Hillary mengatakan, "Menjadikan Donald Trump sebagai Panglima kita akan menjadi kesalahan dalam sejarah."

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya