Berita

Kapolda Paulus Waterpauw jenguk polisi yang ditembak Kelompok Kogoya/Net

Hukum

Kelompok Kogoya Di Balik Konflik Nduga, Tebar Teror Sejak Dua Tahun Lalu

SENIN, 13 JANUARI 2020 | 06:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, menegaskan jajarannya akan terus mengejar kelompok Kogoya. Pasukan bersenjata Nduga yang dipimpin Egianus Kogoya ini selalu menebarkan teror dengan menembaki aparat yang bertugas.  

Ia akan menangkap mereka hidup-hidup atau mati.

Usai menjenguk anggota Brimob Polda Maluku yang ditembak kelompok Kogoya, Waterpauw menyatakan ketegasannya akan menindak siapa pun yang melawan hukum.

"Siapa pun yang melakukan perbuatan melawan hukum, kami akan tegakkan hukum secara tegas," kata Waterpauw, Minggu (12/1).

Selain mengejar kelompok Kogoya, pihaknya membangun komunikasi dengan rekan-rekan satuan tugas yang lain termasuk para pemangku kepentingan yang ada di Nduga agar bisa menangkap para pelaku ini.

"Saya sudah tegaskan, dalam rangka penegakan hukum hanya ada dua opsi, yaitu tangkap hidup atau mati!" ujar Waterpauw.

Keberadaan polisi dan TNI di Nduga dimaksudkan untuk membuat kondisi kamtibmas di wilayah itu aman dan terkendali.

"Kalau mereka punya keinginan atau tuntutan kepada pemerintah daerah ataupun kepada kami yang ada di daerah ini maka sampaikan apa keinginan mereka itu agar kita bisa mencari solusi terbaik, tapi jangan dengan cara kekerasan yang berujung jatuhnya korban jiwa atau luka-luka," tegasnya lagi.

Aksi kekerasan di Kabupaten Nduga terjadi sejak dua tahun lalu. Kelompok Kogoya menemaki 28 pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun fasilitas jembatan dan jalan Trans Papua. 17 pekerja PT Istaka Karya dibunuh dan empat pekerja lainnya hingga kini tidak diketahui nasib dan keberadaannya.

"Rangkaian aksi kekerasan yang dibuat oleh KKB itulah yang membuat kami hadir di sana untuk melakukan penegakkan hukum di tengah masyarakat sesuai dengan kebijakan negara, jangan dibolak balik,” ujar Waterpauw.

Egianus Kogoya merupakan anak muda yang merampas senjata aparat keamanan. Karena sudah memiliki senjata, kelompok ini menjadi beringas.

"Saat dilakukan pengejaran, mereka berlindung di balik masyarakat sehingga anggota kesulitan," kata Waterpauw.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya