Berita

Presiden Jokowi bersama Menkeu Sri Mulyani/Net

Publika

Growth Kabur Karena Rakyat Tak Punya Glorium

SENIN, 13 JANUARI 2020 | 05:05 WIB | OLEH: DJOKO EDHI ABDURRAHMAN

SECARA adatnya,  pertumbuhan ekonomi dapat dikerek,  jika pemimpinnya diganti.  Ganti si Jokowi,  ayo taruhan potong leher,  ekonomi meroket.  Itu yang selalu dikerjakan orang.  Ekonomi melesak,  ganti pemimpinnya.  Sembuh?  73 persen sembuh. 

Secara ilmu ekonomi, yang diperbaiki dengan mengganti pemimpin adalah faktor lucky (keberuntungan). Faktor lucky dalam ilmu ekonomi,  menempati variabel teratas. Coba baca di bukunya Kwiek Kian Gie,  "Ekonomi Bisnis" yang jadi pegangan di STIE Perbanas.  Buku ini tepat untuk analisis bisnis,  seperti kecanggihan Kwiek menganalisis bisnis.

Namun dalam analisis, Kwiek selalu mengesampingkan faktor lucky itu pada investasi, tetapi tidak menegasikan.  Saya juga. Orang China justru memakai lucky sebagai faktor utama yang mereka sebut hongsui.

Selain bangsa China,  Niccholo Machiavelli juga memakai lucky sebagai faktor dalam menganalisis keruntuhan Romawi di bukunya "Discoursi".  Orang Jawa,  menjadikan lucky sebagai faktor dalam Ilmu Kejawen (Parsudi Suparlan, prof, 1986).

"Mengapa di Romawi, tidak lebih tiap 40 tahun,  rezimnya selalu tumbang oleh pemberontakan?  Sedang di Yunani,  lebih 900 tahun, di bawah hukum Liqurgus dijagai para Spartan, tak ada gejolak yang berarti",  tulis Machiavelli di Discorsi.
Glorium!  Machiavelli menggunakan frasa kata "Glorium".  Dalam kamus Webster,  adalah lucky,  sama dengan keberuntungan,  nasib baik.  Pada Kejawen adalah pulung dan bajra.

Terminologi glorium tampaknya adalah nasib baik.  Rakyat Romawi tak memiliki nasib baik untuk memiliki pemimpin yang baik,  kata Machiavelli. Sedangkan pemimpin terpilih,  tak memiliki nasib baik untuk menjadi pemimpin yang baik.

Itu pula yang terjadi pada Presiden Jokowi. Dia tak punya nasib baik untuk menjadi pemimpin yang baik. Pada semua analisis itu,  anjurannya agar pemimpin yang tak punya nasib baik untuk menjadi pemimpin yang baik,  harus diganti. Pergantian,  determinasinya adalah growth economic sebagai faktor.

Jadi pesimis growth economic mendatang akan melampaui 5 persen di bawah nasib baik Jokowi.  Prediksi sebelumnya,  melesak ke 4,7 persen. Ramalan pekan lalu, malah negara-negara lebih kecil penduduknya dibanding Indonesia tumbuh di atas 6 persen. Tak ada nama Indonesia di situ. Padahal Menkeunya,  Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan terbaik dunia versi Bank Dunia.

Tak ada yang salah dalam metodologi kecuali yang dikemukakan Rizal Ramli: Sri Mulyani lahir dari kasus korupsi besar yang membawanya ke IMF. Dari caranya menipu Kang Said Agil Sirodj, Sri Mulyani mengambil keuntungan dari pihak lain dengan cara membayar Rp 210 miliar, dan mengambil Rp 1,5 triliun, lalu diframing sudah dibayar lunas ke PBNU.  

Yang salah, rakyat tak punya nasib baik untuk memiliki pemimpin yang baik. Kabur tuh si growth. Adanya skandal korupsi, tumbuh bagai jamur di musim hujan.
 
Penulis adalah anggota Komisi Hukum DPR (periode 2004- 2009), Wasek LPBH Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Populer

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Seluruh Fraksi di DPR Kompak Serang Kejagung soal Tom Lembong

Rabu, 13 November 2024 | 18:01

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

Dedi Prasetyo Dapat Bintang Tiga jadi Irwasum, Ahmad Dofiri Wakapolri

Selasa, 12 November 2024 | 22:50

Beredar Kabar Sekda DKI Jakarta Diganti

Jumat, 08 November 2024 | 15:43

UPDATE

Kemenangan Trump Dongkrak Dolar AS Capai Level Tertinggi dalam Setahun

Kamis, 14 November 2024 | 17:58

Program Transmigrasi Harus Terintegrasi Food Estate

Kamis, 14 November 2024 | 17:57

Mafia Tanah Dago Elos juga Dijerat Pasal TPPU

Kamis, 14 November 2024 | 17:37

Imbas Kasus Bahlil, Program SKSG UI Harus Diaudit

Kamis, 14 November 2024 | 17:32

Integritas Bahlil

Kamis, 14 November 2024 | 17:22

Kader Golkar Geram Beredar Berita Bohong Putusan PTUN Jakarta

Kamis, 14 November 2024 | 17:13

Ini Kunci Sukses Gregoria Tundukkan Ratchanok di Japan Masters 2024

Kamis, 14 November 2024 | 17:10

Taj Mahal dan Kuil Emas India Tertutup Kabut Asap Beracun

Kamis, 14 November 2024 | 16:55

KPK Sita Rumah Milik Wadirut PT Totalindo Eka Persada Salomo Sihombing

Kamis, 14 November 2024 | 16:52

Komisi I DPR Sebut Ancaman Medsos Jadi Tugas Wantannas

Kamis, 14 November 2024 | 16:41

Selengkapnya