Berita

Peneliti LIPI, Siti Zuhro/RMOL

Politik

Proyeksi Indonesia 2020, Siti Zuhro: Kita Harus Menjadi Khalifah

JUMAT, 10 JANUARI 2020 | 21:47 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar pengajian umum dengan tema 'Proyeksi Indonesia 2020' di Auditorium KH. Ahmad Dahlan
Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

Narasumber dalam acara tersebut, salah satu adalah peneliti senior LIPI, Siti Zuhro.

Siti membuka ceramahnya dengan mengulas peristiwa politik yang terjadi di tahun 2019 dimana pemilu legislatif dan pilpres digelar serentak.

Siti membuka ceramahnya dengan mengulas peristiwa politik yang terjadi di tahun 2019 dimana pemilu legislatif dan pilpres digelar serentak.

Alhasil, kata dia, pada tahun itu terjadi polarisasi yang sangat hebat bagi bangsa Indonesia. Khususnya, akibat dari Pilpres yang hanya diikuti dua pasangan calon.

"Masyarakat telah terkotak-kotak. Bahkan dampak pemilu pun belum juga sirna walupun elitnya sudah menjalin hubungan dengan penguasa dan oposisi hampir tidak ada," ujar Zuhro, Jumat (10/1).

Lebih mengkhawatirkan bahasa curiga sampai hari ini masih terjadi. Dunia politik, sambung Siti, itu seringnya tidak jelas.

"Membaca politik Indonesia membutuhkan kejelian. Kadang bisa di prediksi kadang suka-sukanya aja. Ada perubahan dan berkesinambungan. Ada juga yang tidak berubah," jelasnya.

Di tahun 2020 ini Indonesia akan menghadapi Pilkada serentak dibeberapa wilayah. Sambungnya, sudah benar cara berpikir bahwa Pilkada menjadi tiang pancang demokrasi Indonesia tapi produknya yang belum cukup untuk dikatakan baik.

"Tetapi kita lupa jantungnya itu di partai politik. Kalau partai tidak menyediakan kader terbaiknya, lalu negara ini diuntungkan sistem Demokrasi yang seperti apa? ," tegasnya.

Sebagai solusi, lanjutnya, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam tertua di Indonesia. Harus bisa melahirkan "khalifah" untuk memimpin arah Indonesia.

"Untuk itu kita harus bangkit, harus menjadi khalifah. Kita harus punya empati. Yang luput dari pemerintah, Muhammadiyah harus berani menjamahnya," tutupnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya