Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Quo Vadis Indonesia?

SELASA, 07 JANUARI 2020 | 20:34 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Memasuki Tahun 2020, 75 tahun setelah, dan 25 tahun jelang seabad, Proklamasi Kemerdekaan, merupakan momentum bagi seluruh Bangsa Indonesia untuk merenungi perjalanan kehidupan bangsa.

Ketua Umum Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN PIM), Din Syamsuddin menyebutkan hal penting yang perlu direnungkan adalah  capaian, masalah dan tantangan, serta masa depannya. Termasuk juga, pakah jalan bangsa ini sudah sesuai dengan cita-cita kemerdekaan.

Khususnya setelah masa reformasi tahun 1998, Din menyebut, muncul gejala dan gelagat terjadinya deviasi, distorsi, dan disorientasi kehidupan nasional dengan cita-cita pendiriannya.


"Maka adalah relevan bagi kita untuk mengajukan pertanyaan Quo Vadis Indonesia? Mau Kemana Indonesia?," ujar Din dalam keterangan tertulis, Selasa (7/1).

Din menyebutkan satu keprihatinan yang harus menjadi perhatian uatama adalah bagaimana kehidupan bangsa belakangan ini kian rusak dengan kuatnya arus liberalisme.

"Terutama melalui penerapan praktek demokrasi liberal, ekonomi pasar bebas, dan pembiaran merajalelanya budaya bebas, telah membawa masalah serius bagi kehidupan bangsa dewasa ini," jelasnya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menyebutkan arus liberalisme yang dibiarkan tumbuh di Indonesia, bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila yang menekankan kebersamaan, permusyawaratan, dan keadilan di atas prinsip kebertuhanan yang berorientasi pada kemanusiaan.

"Sebagai akibatnya, dalam bidang politik, banyak anak bangsa bersaing merebut posisi politik dengan menghalalkan segala cara dalam budaya politik pragmatis dan oportunistik," katanya.

Untuk itu, sambungnya, di usia Indonesia yang 75 tahun di tahun 2020. Dia mengajak seluruh elemen bangsa eneguhkan persatuan dengan merajut kebersamaan sejati. Yakni, kebersamaan yang menghargai kemajemukan dan menegakkan keadilan.

"Kebersamaan sejati inilah yang akan menciptakan rasa kesetiakawanan sosial dan mendorong kegotongroyongan," demikian Din.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya