Berita

Ekonom Ichsanudin Noorsy/Net

Politik

Ichsanudin Noorsy: BBM Turun Itu Karena Jonan, Bukan Ahok!

SELASA, 07 JANUARI 2020 | 04:26 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) lantaran andil dari Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok adalah anggapan yang salah.

"Jadi kalau Ahok bilang sampai kesel dengan harga macam-macam, kemudian dia berhasil nurunin, salah. Itu keputusannya (mantan Menteri ESDM) Jonan kok," kata pengamat ekonomi, Ichsanudin Noorsy kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/1).

Menurutnya, formula yang diterapkan mantan Menteri Ignasius Jonan dalam menetapkan harga BBM di tahun 2019 terlalu mahal.

Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 187 K/10/MEM/2019 yang dikeluarkan pada 7 Oktober 2019, memuat formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran BBM umum jenis bensin dan minyak solar yangdisalurkan melalui SPBU atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

"Formula barunya adalah, untuk ron di bawah 92, MOPS (Mid Oil Platts Singapore) kali seribu kali 10 persen. Sementara untuk di atas 95, MOPS kali 1.200 kali 5-10 persen, batas bawah 5, batas atas 10 persen," sambungnya.

"Itu dampak dari formula berdasarkan keputusan Menteri ESDM 2019 di bawah Jonan, ya harga pertamax menurun. Makanya saya bilang, formula yang lama itu harga pertamax kemahalan," sambungnya.

Di sisi lain, penurunan harga BBM ini dinilainya sebagai bentuk kegagalan pengertian pemerintah yang menentukan harga BBM berdasarkan harga keekonomian.

"Yang dimaksud harga keekonomian di situ kan pada hakikatnya harga pasar. Artiny harga pertamax maupun harga petralite dan harga solar itu tunduk pada mekanisme pasar, cuma yang nentuin pemerintah," bebernya.

"Ini dampak dari kegagalan pengertian pemerintah tentang harga BBM," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya