Berita

Ilustrasi korban banjir/Net

Publika

Air Membuat Kita Bersatu

JUMAT, 03 JANUARI 2020 | 13:58 WIB

BANJIR di Jakarta dan beberapa wilayah yang terkena dampak sekitar Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) maupun beberapa daerah lainnya, sudah saatnya dievaluasi bersama. Tidak saling lempar tanggung jawab, saling menyalahkan, dan meninggikan ego sektoral.

Karena menghadapi persoalan banjir ini semestinya duduk bersama, kekuatan bersama, juga semangat dan frekuensi yang sama untuk menyusun formulasi solusi berhadapan dengan banjir jika terjadi di masa yang akan datang.

Bukan saatnya saling hujat, saling menyalahkan, saling membenci. Karena ini kerjaan paling melelahkan dan tidak ada gunanya.


Jadi masyarakat harus bisa menghindari saling menyalahkan. Kalau ditanya siapa yang paling bertanggung jawab perlu ditelusuri dengan bijaksana apa penyebabnya terlebih dahulu.  Apakah karena ulah kelalaian manusia atau karena dominasi faktor alam di luar kendali manusia atas kejadian ini.

Kalau boleh urun rembuk, menurut saya saat ini tidak perlu mencari siapa yang salah. Sebab jika ditanya dan ada pilihan bagi masyarakat menurut "musuh si X" pasti menyalahkan si X. Menurut "musuh si Y" pasti menyalahkan si Y.

Apalagi sebelum berpikir jauh, dan tanpa melihat fakta, dia sudah berpihak pada keputusan kelompoknya. Orang dengan tipe begini menyulitkan dan jadi beban masalah karena baginya lebih suka dengan management konflik.

Hal ini jika dibiarkan dan dipelihara hanya akan membuat rapuhnya tali silaturahim di antara kita, yang saat ini semestinya fokus  dengan semua kekuatan dan potensi membantu korban banjir dan pembenahannya.

Ingat, tujuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas kebersamaan. Apakah tidak lebih baik kalau kita sama-sama berfikir penyebabnya apa? Bukan siapa.

Lalu kita lebih fokus lagi untuk bagaimana cara mengatasi sesegera mungkin semua dampak dan apa langkah konkret berikutnya agar kejadian ini tidak terulang di kemudian hari.  
Mari isi memori otak kita dari kejadian ini. Disimpan bukan untuk mengingat kebencian dan kesakitan, namun memori otak kita simpan "untuk belajar".

Jadi membuat kita terus berpikir, membuat kita lebih positif, membangun sistem, dan membangun masa depan serta mengambil langkah nyata dari proses pembelajaran tadi agar tidak terulang kembali dan kita lebih waspada. Lebih siap menghadapi banjir dari semua perenungan "proses belajar di memori otak kita tadi".

Bukankah yang baik itu "menyelesaikan masalah tanpa masalah baru"? Artinya dari air yang datang ini semestinya mengkerucut sebuah hikmah. Yaitu dapat membuat kita bersatu.

Kejadian benturan alam ini memberi sinyal agar kita "kompak dan akur" menghadapi masalah yang sama. Membuka ruang komunikasi, saling gotong royong, dan dapat menguatkan persaudaraan.

Banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat membuat kita saling memanusiakan dan "mengolah rasa kemanusiaan" guna dipraktikkan, dan pada akhirnya menuju tujuan yang sama: bersatu dalam langkah konkret yang utuh dan mengokohkan persatuan bangsa Indonesia.

Mari ambil hikmahnya. Apa kita tidak berpikir? Inilah cara alam memberi ujian untuk menyatukan Indonesia, dan kita harus lulus dalam ujian ini. Mari bersama menata negeri ini dengan luhur dan karya kerja nyata untuk kemanusiaan.

Ini hanya catatan kecil guna membuat berpikir, belajar, dan terus bersyukur. Hingga membuat kita lupa untuk mengeluh.
Wallahualam.

Azmi Syahputra

Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya