Berita

Etnis minoritas Uighur di Xinjiang, China/Net

Dunia

Pemerintah Komunis China Ingin Alkitab Dan Al Quran Yang Lebih Bernilai Sosialis

SENIN, 30 DESEMBER 2019 | 12:02 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintahan Partai Komunis China (PKC) di Republik Rakyat China (RRC) tampaknya tidak mempedulikan berbagai kritikan, kecaman, hingga kutukan yang dilayangkan dunia internasional terhadap isu ketidakadilan yang diterima oleh etnis minoritas Uighur di Xinjiang.

Pasalnya, dalam sebuah laporan yang diungkapkan oleh pejabat Partai Komunis, pemerintah China berencana untuk mengevaluasi dan menulis ulang kitab-kitab suci dengan isi yang mencerminkan nilai-nilai sosialis. Tidak disebutkan secara gamblang kitab apa yang akan dievaluasi, namun dari pernyataan yang dikeluarkan, merujuk kepada Alkitab dan Al Quran.

"Evaluasi komprehensif klasik agama yang ada bertujuan (untuk mengevaluasi) konten yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman," ujar pejabat tersebut yang diartikan merujuk kepada Alkitab dan Al Quran seperti dimuat Dailymail, Jumat (28/12).


Nantinya, edisi terbaru dari kitab-kitab tersebut tidak boleh mengandung konten apa pun yang bertentangan dengan kepercayaan Partai Komunis. Isi yang dianggap salah juga akan diubah atau diterjemahkan kembali.

Wacana tersebut ternyata sudah muncul sejak November lalu. Dalam pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama yang merupakan bagian dari Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China yang bertugas mengawasi isu-isu etnis dan agama di China.

Menurut Xinhua, pertemuan tersebut dihadiri oleh 16 pakar yang terdiri dari perwakilan agama berbeda dan beberapa pejabat dari Komite Sentral Partai Komunis China serta diawasi oleh Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, Wang Yang.

Wang sendiri adalah seorang tokoh yang gencar menekankan bahwa otoritas agama harus mengikuti instruksi Presiden Xi Jinping dan menafsirkan ideologi agama yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai inti sosialisme dan perkembangan zaman. Wang juga mendesak para pejabat membangun sistem keagamaan dengan karakteristik China.

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat setuju untuk mengevaluasi kembali "buku-buku" agama untuk mencegah pemikiran ekstrem dan ide-ide sesat yang dapat mengikis negara.

Padahal, pertemuan sendiri dilakukan di tengah banyaknya kritikan dunia internasional atas dugaan persekusi yang dilakukan oleh China terhadap minoritas Muslim Uighur.

Dengan adanya kesepakatan untuk mengevaluasi kitab-kitab suci agama, Peneliti China di Amnesty Internasional, Patrick Poon mengatakan rencana tersebut menunjukan bagaimana manipulatifnya pemerintah China yang seakan-akan mengizinkan warganya beragama, namun dengan konten yang hanya diizinkan pemerintah.

"Dalam banyak hal, kendali pemerintah China, termasuk sensor terhadap Alkitab dan Al Quran, telah memutarbalikkan doktrin teks-teks agama ini. Tidak ada kebebasan beragama sejati," lanjutnya.

Sebelumnya, China bahkan menerima kecaman yang lebih buruk setelah dokumen-dokumen mengenai Xinjiang bocor. Dalam dokumen tersebut, terlihat bagaimana pemerintah China menjalankan sistem pusat pendidikan ulang untuk mengindoktrinasi kaum Muslim.

Dalam dokumen tersebut, terdapat pula pedoman untuk mengoperasikan pusat-pusat penahanan dan instruksi bagaimana menggunakan teknologi untuk menargetkan orang. Termasuk mengungkapkan bahwa kamp-kamp di Xinjiang bukan untuk pelatihan kerja sukarela, seperti yang diklaim Beijing.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya