Berita

Aksi demo buruh di Istana/Net

Politik

90 Persen Buruh Tolak Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, Termasuk Serikat Pro Jokowi

SABTU, 28 DESEMBER 2019 | 16:58 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Aksi penolakan rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja lewat metode Omnibus Law oleh serikat buruh terus menyeruak.

Hari ini, sejumlah serikat buruh menyatakan sikap penolakannya terhadap upaya deregulasi yang dilakukan pemerintah lewat jumpa pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarat Pusat, Sabtu (28/12).

Turut hadir dalam jumpa pers ini Ketua dan Sekjen dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia).

Said Iqbal yang merupakan Presiden FSPMI dan juga Presiden KSPI menyebutkan, sudah sekitar 90 persen serikat buruh menolak Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja ini.

Alasannya, ialah karena dalam pembahasan legal drafting Omnibus Law yang dilakukan Satuan Tugas, dimana di dalamnya beranggotakan banyak pengusaha serta tak melibatkan serikat buruh.

"Kalau tidak dilibatkan berarti ada apa? Kalau di seluruh dunia, setiap pengumpulan undang-undang yang menjadi hajat hidup orang banyak pasti melibatkan stakeholder," kata Iqbal.

"Dengan demikian, mayoritas 90 persen serikat buruh menolak," sambungnya.

Bahkan, lanjut Iqbal, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang pada saat Pemilu lalu mendukung Jokowi ikut menolak Omnibus Law yang finalisasinya disusun oleh Satgas.

"Termasuk KSPSI yang dipimpin oleh Andi Gani Nena Wea, juga menolak. Karena apa? Karena tidak melibatkan serikat buruh tadi," ucap Iqbal.

Padahal jika mengingat instruksi Presiden dalam pertemuannya bersama sejumlah serikat buruh pada tanggal 2 Oktober 2019 lalu, diperintahkan untuk melibatkan seluruh stakeholder.

"Termasuk serikat buruh, tapi tidak dilibatkan dalam proses ini (legal drafting). Jadi omnibus law ini bercita rasa pengusaha, undang-undang bercita rasa pengusaha, dengan dalih investasi," tandas Iqbal.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya