Berita

Rachmawati Soekarnoputri/Net

Politik

Rachmawati: Amandemen UUD 1945 Biang Kerok Indonesia Jadi Amburadul

JUMAT, 27 DESEMBER 2019 | 20:33 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Putri Presiden pertama RI Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri geram dengan pihak-pihak yang telah melakukan amandemen UUD 1945.

Pasalnya, Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno ini melihat amandemen UUD 1945 merupakan biang kerok dari situasi dan kondisi sosial Indonesia yang amburadul. Mulai dari ekonomi hingga politik.

"Empat kali di amandemen, itulah yang menjadi biang kerok sosial, politik, dan ekonomi," ujarnya dalam sebuah Dialog Akhir Tahun bertajuk “Indonesia Milik Kita atau Milik Siapa?” di Restoran Raden Bahari, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (27/12).

Mantan Dewan Pertimbangan Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak sembarang menilai. Sebab, pasca amandemen UU 1945 sistem ekonomi Indonesia berubah menjadi liberal kapitalistik.

"Pasar bebas itu terlihat kemarin waktu kita menghadapi pilpres. Tidak heran jika pola-pola transaksional yang terjadi ini akibat perubahan konstitusi kita. Ini (UUD 1945) diubah," ujar wanita yang akrab disapa Mbak Rachma itu.

Inilah kenyataan yang diungkapkan Rachmawati dari apa yang terjadi di Indonesia. Ia pun mengaku kecewa, khususnya dengan tingkah laku aparat negara yang turut berubah menjadi haus kekuasaan.

"Sekarang kapital dan politiknya menjadi korporatokrasi. Penyalahgunaan wewenang, kekuasaan, menabrak UU yang tidak-tidak," ucap Rachmawati.

"Ini adalah sebab akibat dari perubahan konstitusi kita," dia menambahkan.

Turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, dan pengamat politik Global Future Institute (GFI) Hendrajit.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya