Berita

Okinawa/Net

Dunia

Polemik Relokasi Pangkalan Militer AS, Gubernur Okinawa Buat Tuntutan Baru

JUMAT, 27 DESEMBER 2019 | 12:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Persoalan relokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Prefektur Okinawa, Jepang, belum tuntas. Penolakan yang diberikan oleh warga dan Gubernur Okinawa Denny Tamaki masih terus bergulir.

Stasiun Udara Korps Marinir AS Futenma yang berada di Ginowan, daerah berpenduduk padat di Prefektur Okinawa, akan dipindahkan dengan banyaknya keluhan warga akibat aktivitas yang terlalu tinggi dan berbagai persoalan lainnya. Nantinya, Futenma akan ditutup dan dikembalikan ke pemerintah daerah.

Alih-alih memindahkannya ke luar wilayah Okinawa seperti yang diinginkan warga, pemerintah pusat justru memindahkan pangkalan militer AS tersebut ke wilayah Okinawa lainnya, yaitu Henoko,  wilayah di pantai timur yang belum dikembangkan.  


Keputusan ini kembali memunculkan protes warga yang khawatir pembangunan akan merusak terumbu karang di sana. Selain itu, menurut para ahli, proyek pembangunan di Henoko akan sulit, apalagi jika akan membuat reklamasi untuk landasan pacu. Hal tersebut dikarenakan dasar laut wilayah itu disebut-sebut sangat halus bahkan "selembut mayones".

Kementerian Pertahanan Jepang pada Rabu (25/12) juga mengungkapkan, relokasi pengkalan Futenma ke Henoko bisa memakan biaya hingga 930 miliar yen atau setara dengan Rp 118 triliun (Rp 127/yen) dan menelan waktu hingga 12 tahun. Artinya, pangkalan Futenma di Ginowan hanya akan ditutup pada 2030-an.

Merespons hal ini, Tamaki langsung memberikan tuntutan baru kepada pemerintah pusat untuk menghentikan pembangunan markas Korps Marinir AS di Henoko dan meminta untuk dipindahkan ke daerah yang kurang ramai di pulau Jepang bagian selatan lainnya.

"Untuk mencapai penutupan dan pengembalian stasiun udara Futenma sesegera mungkin, pekerjaan konstruksi seperti ini harus segera dihentikan," ujar Tamaki pada Kamis (26/12) seperti dilansir AP.

Saat ini, pemerintah pusat sendiri tengah berada di posisi dilema jika menyangkut pangkalan Futenma. Dengan situasi kawasan yang tidak stabil, kehadiran pasukan AS sangatlah penting bagi Jepang. Namun, di sisi lain kehadiran pangkalan tersebut menjadi sumber konflik antara warga, pihak militer AS, dan pemerintah pusat Jepang.

Pasalnya, sekitar 50.000 tentara AS ditempatkan di wilayah tersebut. Artinya, lebih dari 70 persen area digunakan oleh militer AS untuk membuat 30 instansi. Jauh lebih kecil dibandingkan wilayah yang digunakan oleh warga Jepang itu sendiri.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya