Berita

PM China Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in/Net

Dunia

China, Jepang, Dan Korsel Kumpul Bahas "Hadiah Natal" Korut

SELASA, 24 DESEMBER 2019 | 13:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pertemuan trilateral antara China, Jepang, dan Korea Selatan yang dianggap tidak pernah bisa rukun akhirnya terjadi pada Selasa (24/12). Negara-negara satu rumpun di Asia Timur ini berkumpul untuk membahas sejumlah agenda, terutama meningkatnya ancaman program nuklir dan rudal Korea Utara. 

Pertemuan antara Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Ane, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sendiri terjadi di Kota Chegdu, China barat daya.

Ketiganya akan membahas kerja sama regional dalam bidang ekonomi, lingkungan, dan pertukaran manusia, serta "hadiah Natal" yang akan diberikan Korea Utara kepada Amerika Serikat.

Dimuat AP, ketiga negara adalah kekuatan ekonomi besar dunia. Totalnya, lebih dari 720 miliar dolar AS bergerak dalam perdagangan ketiga negara yang menyumbang setidaknya 24 persen dari total perdagangan dunia.

Dalam pertemuan tersebut, ketiga negara akan membahas mengenai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai "pengganti" Trans-Pacific Partnership yang telah ditinggalkan oleh AS. Ketiganya diketahui sangat mendorong persetujuan RCEP pada tahun depan, namun India sebagai bagian dari 16 kemitraan menyatakan penolakannya.

Selain itu, agenda besar yang dibahas dalam pertemuan ini tidak lain dan tidak bukan adalah Korea Utara. Baru-baru ini, Korea Utara menyatakan akan memberikan "hadiah Natal" untuk AS jika pemerintahan Presiden Donald Trump itu masih belum memenuhi konsesi yang diinginkan Korea Utara, yaitu menghapuskan sikap bermusuhan dengan mencabut sanksi.

"Hadiah Natal" yang disebutkan oleh Korea Utara diyakini adalah sebuah senjata yang pada awal bulan ini diuji coba di situs peluncuran roketnya. Senjata tersebut diidentifikasi sebagai sebuah rudal balistik antarbenua yang mampu membawa hulu ledak nuklir hingga mencapai AS.

China yang memang kerap memberikan bantuan untuk rezim Kim Jong Un baru-baru ini mengajukan draft resolusi bersama Rusia yang berisi penghapusan beberapa sanksi PBB terhadap Korea Utara. Tujuannya adalah untuk "menenangkan" Korea Utara dan melanjutkan dialog denuklirisasi dengan AS.

Sayangnya, AS mentah-mentah menolak draft resolusi tersebut meski belum sampai dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Sementara hingga saat ini, belum diketahui bagaimana sikap dari Korea Selatan dan Jepang mengenai draft tersebut. 

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya