Berita

Teguh Santosa dan Donald Trump/Repro

Dunia

Impeachment Trump Sebatas Upaya Menggoyang Partai Republik

KAMIS, 19 DESEMBER 2019 | 14:11 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kabar mengejutkan datang dari Amerika Serikat. Dewan Perwakilan Rakyat di negara itu memakzulkan Presiden Donald Trump pada Rabu malam (18/12) waktu setempat.

Dalam voting yang dilakukan di DPR, Donald Trump dinyatakan bersalah dalam dua tuduhan, yakni menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi dan berupaya menghalangi upaya Kongres.

Dalam akun Twitter resminya pada Kamis (19/12), Trump bereaksi. Dia mengatakan, pemakzulan ini merupakan upaya untuk menyerang Partai Republik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Presiden, Mike Pence.


Pernyataan Trump dan Pence dinilai sangat beralasan oleh dosen hubungan internasional dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa.

Alumni University of Hawaii at Manoa (UHM) itu berpandangan, impeachment yang dimotori kubu Partai Demokrat hanya sebatas untuk "menggoyang" Partai Republik dalam pemilihan presiden tahun depan.

"Ini isu yang seksi, tapi tidak akan memiliki dampak yang cukup lama. Masih membutuhkan proses yang cukup panjang," ujar mantan Wakil Presiden Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) itu.

Dalam wawancara dengan CNN, Kamis siang (19/12), Teguh mengatakan, persoalan utama di balik impeachment terhadap Trump ini terletak pada persoalan yang sedang dihadapi Partai Demokrat menjelang pilpres. Hingga kini Partai Demokrat belum memiliki kandidat yang dirasa pantas untuk menyaingi Trump.

Oleh karena itu, Partai Demokrat berusaha untuk men-downgrade kredibilitas pemerintahan Partai Republik.

Di sisi lain, dia juga menduga Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebagai motor impeachment ini juga paham bahwa sistem politik AS tidak mudah untuk diterobos. Selain itu, terlalu berisiko bagi AS untuk melakukan manuver yang bisa menjungkirbalikkan struktur politik di saat negara sedang berada di tengah ketegangan dengan Republik Rakyat China (RRC).

“Mereka tidak bisa lebih dari itu. Karena memang saya pikir tujuan mereka bukan itu," ujar penulis buku “Di Tepi Amu Darya” tersebut.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya