Berita

Pemakzulan Donald Trump akibat akumulasi kekecewaan/Net

Politik

Pemakzulan Trump Adalah Akumulasi Kekecewaan Dari Kebijakan Yang Arogan

KAMIS, 19 DESEMBER 2019 | 12:30 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Indonesia harus dapat memetik pembelajaran dari pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Demikian yang disampaikan oleh Analis Politik dari Universitas Paramadina Hendi Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL saat dimintai pandangannya terkait situasi perpolitikan Amerika saat ini.

Menurut pria yang akrab disapa Hensat itu pemakzulan kepada Trump merupakan akumulasi kekecewaan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambilnya selama ini.


"Trump tidak cepat merespons itu. Bahkan terkesan arogan," jelas founder lembaga survei Kedai Kopi itu, Kamis (19/12).

"Ini adalah pembelajaran, bahwa pemimpin tidak seharusnya arogan terhadap kebijakan-kebijakan yang ada dan lebih mau mendengarkan," sambungnya.

Donald Trump menjadi presiden ketiga dalam sejarah negeri Paman Sam yang dimakzulan oleh DPR. Dia dituduh menyalahgunakan kekuasaan serta menghalangi Kongres dalam upaya penyelidikan pemakzulan.

Dalam pemungutan suara yang digelar di DPR, di mana Demokrat mendominasi, pada Rabu malam (18/12) waktu setempat, dihasilkan suara mayoritas yang meloloskan pemakzulan Trump.

Hasil tersebut akan dibawa untuk persidangan di Senat pada Januari mendatang. Persidangan di Senat, di mana Republik mendominasi, akan menentukan apakah akan menghukum Trump atau melengserkannya dari kursi orang nomor satu di Amerika Serikat.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya