Berita

Muslim Uighur/Net

Politik

Peneliti: Investasi China Juga Jadi "Uang Diam" Untuk Uighur

SENIN, 16 DESEMBER 2019 | 16:11 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

'Dana diam' yang diduga digelontorkan oleh China kepada organisasi Islam di Indonesia seperti yang dimuat media asing menguatkan adanya proxy war yang digencarkan negara tirai bambu.

Peneliti Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya menjelaskan, proxy war telah digelar pemerintah China di negara-negara mayoritas muslim. Di Indonesia, jelasnya, China masuk melalui pendekatan ekonomi, yakni investasi.

“Investasi bisa dipakai sebagai amunisi untuk membungkam pejabat Indonesia agar tidak mengusik China terkait persoalan Uighur,” kata Harits kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/12).

Lebih jauh lagi, Harits berpendapat China perlu mengendalikan iklim opini yang saat ini berkembang di publik, seperti persoalan muslim Uighur. Oleh karenanya, China memerlukan orang-orang yang bisa menjadi jubir pemerintah untuk membangun citra positif.

“Pendekatan yang lazim adalah dengan menfasilitasi kunjungan ormas-ormas tertentu ke negara China dengan desain tertentu, atau pemberian donasi kepada ormas-ormas dengan harapan bisa menjadi proxy yang bisa menutup kebiadaban yang terjadi,” tambahnya.

Secara keras, Harits mengatakan orang-orang oportunis di Indonesia dijadikan pelayan untuk kepentingan China, termasuk membungkam soal etnis Uighur.

“Orang-orang opurtunis di Indonesia dengan jabatan atau posisi yang saat ini dimiliki menjadi 'abdi dalem' kepentingan China Komunis. Pendekatan cingcai terlihat cukup efektif,” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya