Berita

Muslim Uighur/Net

Dunia

Indonesia Harus Dorong China Jalankan Empat Cara Hentikan Kekerasan Muslim Uighur

MINGGU, 15 DESEMBER 2019 | 18:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Polemik mengenai ketidakadilan yang dialami oleh Muslim Uighur semakin terdengar di dunia internasional. Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, gerak gerik Indonesia pun ikut diperhatikan.

Buktinya, sebuah media asing baru-baru ini membuat sebuah laporan yang cukup menggegerkan lantaran menuding ormas-ormas Islam di Indonesia seakan-akan telah disuap oleh pemerintah China agar bungkam mengenai isu Muslim Uighur.

Diungkapkan oleh mantan Ketua Komisi HAM Organisasi Kerjasama Islam, Siti Ruhaini Dzuhayatin, Indonesia tidak pernah bungkam bila menyangkut kekerasan yang melibatkan umat Muslim seperti Palestina, Rohingya, bahkan Uighur.


Sebaliknya, dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia selalu mendorong para pihak yang terlibat untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan constructive engagement. Apalagi saat ini Indonesia adalah anggota Dewan Keamanan dan Dewan HAM PBB.

Pendekatan konstruktif dibutuhkan karena, menurut mantan Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional ini, persoalan Uighur sangatlah kompleks. Masalahnya bukan semata tentang keagamaan tetapi juga masalah politik, ekonomi, dan budaya. Dengan begitu, ada empat hal yang selalui Indonesia dorong terkait dengan penyelesaian kasus Uighur.

"Pertama, pemerintah China perlu melokalisir dalam menangani, apa yang mereka sebut sebagai kelompok ekstrimis yang dianggap membahayakan keamanan nasional dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip yang secara internasional disepakati," ujar Siti kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/12).

Selanjutnya, pemerintah China perlu mengedepankan dialog dengan kelompok-kelompok moderat dan proresif dalam rangka memberikan otonomi yang lebih luas dalam hak beragama dan berbudaya.

"Mendorong kelompok garis keras untuk menempuh pendekatan perundingan ketimbang dengan cara kekerasan yang berakibat pada meluasnya penggunaan security approach oleh negara termasuk pada masyarakat sipil, di mana kelompok ini sulit dipisahkan dengan masyarakat pada umumnya," lanjutnya.

Dan terakhir adalah terus mendorong pemerintah China untuk terus bekerjasama dengan lembaga-lembaga internasional seperti Dewan HAM dalam menyelesaikan masalah Uighur.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya