Berita

Siti Dzuhayatin/Ist

Politik

Soal China Bungkam Ormas Islam Indonesia, Siti Dzuhayatin: Laporan WSJ Terlalu Berlebihan

MINGGU, 15 DESEMBER 2019 | 15:13 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Laporan media asing The Wall Street Journal (WSJ) yang menyatakan bahwa China telah berusaha untuk membuat bungkam ormas-ormas Islam di Indonesia mengenai kasus Muslim Uighur telah sangat berlebihan.

Demikian yang diungkapkan oleh mantan Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional, Siti Ruhaini Dzuhayatin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/12).

Dalam laporan WSJ disebutkan bahwa pemerintah China mengundang ormas-ormas Islam dan media Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang untuk melihat bagaimana kondisi Muslim Uighur. Menurut WSJ, di sana ormas dan media Indonesia seakan-akan di "cuci otak" untuk tidak menyuarakan ketidakadilan yang dialami Muslim Uighur.

Menanggapi hal ini, Siti mengatakan pemerintah Indonesia dan pemerintah China memang melakukan kerja sama yang juga melibatkan ormas Islam sebagai upaya 'constructive engagement'. Dalam kerja sama ini kedua pihak kerap kali berkunjung dan bertukar pandangan. Namun hal tersebut tidak membuat Indonesia membenarkan pendekatan kekerasan yang dilakukan oleh China.

"Muhammadiyah dan NU tetap kritis terhadap tindakan-tindakan kekerasan yang acapkali muncul dalam ketegangan tersebut namun dengan cara yang santun, tidak 'naming dan shaming' yang justru tidak produktif untuk suatu jalan damai yang hakiki di Xinjiang, terutama pada etnis Uighur," ujar mantan Ketua Komisi HAM OKI ini.

Siti melanjutkan, apa yang dilakukan oleh Indonesia untuk mengedepankan penyelesaian secara dialogis, negosiatif, dan konstruktif tidak hanya berakar pada pandangan politik pemerintah Indonesia semata. Pihak Indonesia juga melihat kedekatan Muslim Indonesia dan Xinjiang yang sudah terjalin jauh sebelum isu Uighur menjadi isu internasional.

"Apa yang disinyalir WSJ terlalu berlebihan dalam melihat hubungan baik yang sudah dijalin masyarakat Islam Indonesia dan masyarakat Muslim di Xinjiang," tegasnya.


Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya