MENANGGAPI naskah “Triskaidekaphobia†(11 Desember 2019), mahaguru militer saya, Letjen Suryo Prabowo berkisah bahwa beliau menemukan tombol bernomor 13 namun tidak menemukan tombol bernomor 4 dan 14 di lift apartemen Kota Kasablanca Jakarta. Di lift apartemen menjulang tinggi itu tombol bernomor 3 langsung melompat ke 5 , 13 ke 15 , dan 23 ke 25.
Tetraphobia
Kisah pak Suryo tentang tombol lift tanpa nomor 4 dan 14 dan 24 menggaris-bawahi kenyataan bahwa tahayul juga tunduk pada paham lain-padang-lain-belalang maka lain-masyarakat-lain-kepercayaan.
Berdasar kisah nomor tonbol itu, dapat disimpulkan bahwa pembangun bangunan tinggi apartemen Kota Kasablanca bukan penderita Triskaidekaphobia yang fobia terhadap angka tigabelas tetapi Tetraphobia yang fobia terhadap angka 4 maka menghindari semua angka yang mengandung angka 4 tombol lift apartemen yang pada kenyataan sebenarnya memiliki lantai ke 4 dan 14 mau pun 24.
AlasanologiBeda dari fobia pada lazimnya, para penganut Tetraphobia memiliki beberapa alasan siap membela kenapa mereka menghindari angka 4 , 14 , 24, dan seterusnya pada segenap angka yang mengandung angka 4 seolah tak kenal batas akhir.
Alasan paling popular adalah bahwa dalam bahasa Mandarin, angka 4 disebut shi yang lafalnya mirip dengan kata bermakna “mati†sehingga bagi pembangun dan pemilik gedung, angka 4 dihindari agar tidak membawa sial.
Begitu pula bagi para pengguna lift yang tentu saja ingin selamat sampai ke tujuan, angka 4 ditiadakan demi kenyamanan batin bersama.
Alasan lainnya adalah angka 4 dianggap mirip kursi terbalik yang dianggap oleh para pemilik jabatan dan kekuasaan sebagai lambang ketidakseimbangan.
Bagi yang memiliki jabatan, dikhawatirkan akan terjatuh dari kursi jabatannya. Maka ketimbang benar-benar tertimpa musibah, lebih baik angka 4 ditiadakan pada gedung bertingkat oleh para pembangun dan pemilik gedung yang percaya bahwa angka 4 adalah angka pembawa sial.
Lebih baik dianggap percaya tahayul ketimbang bisnis buruk akibat produk tidak dibeli oleh yang percaya tahayul.
Penulis mempelajari keanekaragaman peradaban dan kebudayaan di planet bumi.