Berita

Celana cingkrang dan cadar/Net

Publika

Seberapa Teroris Sih Indonesia?

JUMAT, 06 DESEMBER 2019 | 08:56 WIB

SEBERAPA teroris sih kita? Ini pertanyaan penting sebab pemerintahan periode kedua Jokowi sangat menekankan bahaya radikalisme.

Hampir seluruh menteri diamanatkan membasmi radikalisme itu. Isu radikalisme adalah bagian utama dari visi/misi presiden.

Demikian pentingnya isu tersebut sehingga ketika rektor Unhan, dengan mengatasnamakan Menhan, menyebutkan bahaya komunis sebagai isu. Jubir presiden Fadjroel Rachman dengan lantang mengancam akan mencopot menteri yang tidak satu visi/misi dengan presiden.

Anti-radikalisme adalah kebijakan yang lahir dari ancaman terorisme. Radikalisme dianggap sebagai penyebab terorisme itu. Jadi kalau ingin membasmi terorisme maka radikalisme harus dihabisi.

Lalu kita pun bertanya, “emangnya seberapa bahaya terorisme bagi kita”?

Catatan yang saya temukan menyebutkan bahwa selama 37 tahun, sejak 1981 hingga 2018, korban meninggal karena aksi terorisme sebanyak 426 orang tewas dan 1.044 orang luka.

Korban sebanyak itu tidak ada artinya dibandingkan kematian per tahun akibat demam berdarah (8.000), diare (66.000), kecelakaan laulintas (40.000) dan merokok (217.400).

Jadi atas dasar apa pemerintah meletakkan radikalisme/terorisme sebagai kebijakan prioritas? Bayangkan berapa anggaran pemerintah untuk membayar polisi mesjid, sementara ada jutaan mesjid/musala di Indonesia?

Dengan mengubah target, dari terorisme menjadi radikalisme, pemerintah serta merta menjadikan puluhan juta muslim sebagai treatment object.

Isu radikalisme menjadikan penguasa memiliki kemampuan menggelar indiscriminative attack kepada muslim dengan mempersoalkan cara berpakaian (cadar, celana cingkrang), menggelar polisi mesjid, memaksa majelis taklim mendaftarkan diri, dst.

Apakah ini sebuah langkah yang umum dilakukan negara-negara di dunia untuk menanggulangi terorisme/radikalisme?

Setiap tahun Institute of Economics and Peace (IEP) menyusun Global Terrorism Index, yaitu suatu indeks yang mengukur dampak dari terorisme kepada suatu negara. Indonesia ternyata tidak berada di negara yang parah terdampak terorisme.

Indonesia berada di urutan ke-35 dari 138 negara (lihat Tabel). Sesama negara Asean, yaitu Filipina dan Thailand berada di urutan ke-9 dan 18. Kedua negara sahabat itu jauh lebih terdampak terorisme daripada kita.

Pilipina dan Thailand bukan negara muslim, keduanya jauh lebih terdampak oleh terorisme daripada Indonesia, tetapi keduanya tidak menggelar aksi penuh curiga dengan menaruh mata-mata di setiap sudut mesjid. Kedua negara itu tidak mempersoalkan celana cingkrang atau memaksa kumpulan pengajian mendaftarkan diri.

Kenapa begitu, ada apa sebenarnya? Saya yakin ini persoalan kepercayaan (trust). Tetapi ada yang aneh. Biasanya masalah kepercayaan berkenaan dengan kemerosotan kepercayaan rakyat kepada pemerintah.

Dalam kasus ini yang punya masalah adalah pemerintah: pemerintah tidak percaya kepada rakyatnya sendiri.

Ini tanda apa? Bagi saya ini tanda bahaya, pemerintah sudah bergerak lepas kaitan (uncoupling) dari rakyatnya. Seperti gerbong melepaskan diri dari lokomotifnya.

Radhar Tribaskoro

Pemerhati politik

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya