Berita

Enggartiasto Lukita/Net

Politik

Harus Diusut, Kenapa Enggar Impor Besar Saat Rastra Berubah Jadi BPNT

RABU, 04 DESEMBER 2019 | 13:30 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Impor beras yang dilakukan ugal-ugalan Kementrian Perdagangan (Kemendag) saat dipimpin Enggartiasto Lukita berimbas pada 20 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang membusuk di gudang Bulog.

Tercatat di tahun 2018, impor beras Indonesia mencapai 2,25 juta ton. Kala itu, Enggar tetap ngotot untuk melakukan impor beras, sekalipun para petani sedang panen raya.

Politisi Partai Nasdem itu tidak mengindahkan kritik yang menyebut impor akan membuat Indonesia kelebihan beras dan akan berujung sia-sia karena beras akan busuk.


Sementara di satu sisi, beras Bulog yang sebelumnya dilepas untuk Program Beras Sejahtera (Rastra) berubah. Program bantuan sosial diganti dengan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sehingga alokasi beras Bulog ke masyarakat mengalami penurunan drastis.

Langkah Kementerian Perdagangan era Enggar yang tidak ikut mengimbangi perubahan kebijakan itu dipertanyakan oleh analis politik dari Universitas Islam Syech Yusuf, Adib Miftahul.

Menurutnya, alasan impor beras besar-besaran di saat ada transisi perubahan alokasi beras Bulog harus diurai secara mendetail.

“Kebijakan impor oleh Mendag terdahulu (Enggartiasto Lukita) harus dilihat lagi, ada penyimpangan tidak. Kenapa impor terus dilakukan, sementara penyaluran beras impor sudah dikurangi kuantitas jumlahnya, ini ada apa?” tanyanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/12).

Adib mendesak KPK untuk tidak tinggal diam. Agus Rahardjo cs harus mengusut apakah impor beras yang dilakukan oleh Enggar saat diamanahkan menjadi Menteri Perdagangan sudah sesuai dengan regulasi. Apalagi impor beras juga dilakukan di saat petani sedang panen.

“Bukti sudah ada ada 20 ribu ton beras tidak terpakai kerugian negara jelas ada sekitar Rp 160 miliar, KPK jangan ragu, usut pemburu rente mafia impor beras,” pungkas Adib.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya