Berita

Achmad Baidowi/Net

Politik

PPP: Impor Beras 2018 Jor-joran 2,25 Juta Ton, Telusuri Siapa Bertanggung Jawab!

SENIN, 02 DESEMBER 2019 | 15:29 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kebijakan impor beras yang dilakukan Kementerian Perdagangan di tahun 2018 terbilang kelewatan. Pasalnya, di tahun tersebut impor beras mencapai 2,25 juta ton.

“Padahal di tahun 2017 hanya sebesar 305 ribu ton dan 2016 sebesar 1,28 juta ton,” urai anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/12).

Pernyataan Sekretaris Fraksi PPP DPR RI itu berkaitan dengan rencana Bulog untuk membuang 20 ribu ton beras cadangan pemerintah. Beras yang setara dengan Rp 160 miliar, tersebut dibuang lantaran sudah mengendap selama setahun di gudang.

Awiek, sapaan akrabnya, mendesak agar dilakukan sebuah penelusuran mengenai pihak yang paling bertanggung jawab atas kebijakan yang berujung pada kerugian negara tesebut. Sementara di tahun tersebut, Kemendag masih dipimpin Enggartiasto Lukita.

“Perlu dilakukan penelusuran tentang pihak yang paling bertanggung jawab pada besarnya impor beras di tahun 2018 tersebut,” pungkasnya.

Berdasar data Badan Pusat Statistik, impor beras memang mencapai 2,25 juta ton di tahun 2018. Rinciannya, beras pada Januari masuk sebesar 13,17 ribu ton dengan nilai 5,80 juta dolar AS.

Pada Februari masuk sebanyak 272,89 ribu ton dengan nilai 130,08 juta dolar AS. Kemudian pada Maret masuk sebanyak 97,63 ribu ton dengan nilai 44,73 juta dolar AS.

Pada April masuk sebanyak 165,34 ribu ton dengan nilai 76,04 juta dolar AS. Pada Mei masuk sebanyak 346,97 ribu ton dengan nilai 161,29 juta dolar AS.

Pada Juni masuk sebanyak 223,76 ribu ton dengan nilai 106,22 juta dolar AS. Lalu, pada Juli masuk sebanyak 333,17 ribu ton dengan nilai 156,80 juta dolar AS.

Pada Agustus masuk sebanyak 326,83 ribu ton dengan nilai 151,59 juta dolar AS. Pada September masuk sebanyak 236,25 ribu ton dengan nilai 107,26 juta dolar AS.

Sedangkan pada Oktober masuk sebanyak 123,65 ribu ton dengan nilai 53,10 juta  dolar AS.

Pada November, sebanyak 62,99 ribu ton dengan nilai 24,81 juta dolar AS. Terakhir pada Desember masuk sebanyak 51,10 ribu ton dengan nilai 19,24 juta dolar AS.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya