Berita

Joko Intarto

Publika

Belajar Model Pemberdayaan

JUMAT, 29 NOVEMBER 2019 | 18:22 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

SAMBIL mengerjakan penulisan buku Pertamina dan editing buku Bank Indonesia saya belajar memahami konsep pemberdayaan ekonomi yang dibahas dalam kedua buku tersebut. Keduanya memiliki kemiripan konsep: mendorong inovasi masyarakat dengan memberi pendampingan untuk jangka waktu yang panjang.

Konsep ini menarik. Tetapi butuh energi dan kesabaran ekstra untuk menjalankannya. Saya tahu, tidak semua lembaga filantropi sanggup mengerjakan konsep ini. Karena panjangnya periode program.

Mengapa begitu panjang?

Karena konsep pemberdayaan yang dijalankan bukan sekedar bagi-bagi bantuan modal kerja atau fasilitas usaha kemudian ditinggal pergi. Pemberdayaan yang diinginkan harus sampai terjadinya perubahan mindset masyarakatnya.

Program pemberdayaan ekonomi versi Bank Indonesia menyasar masyarakat desa pertanian dan pulau nelayan yang menjadi ladang rentenir. Program itu dikerjakan LAZ Al-Azhar yang telah berhasil melalui program Desa Gemilang setelah mendampingi antara tiga hingga lima tahun.

Sementara program pemberdayaan ekonomi versi Pertamina menyasar pelaku UMKM tradisional di pelosok desa agar bisa menjadi UMKM modern yang siap masuk ke era digital dan era online.

Program ini dikerjakan Rumah Kreatif BUMN, lembaga nirlaba setiap BUMN yang menjalankan program. Pertamina hanya salah satunya. Periodenya juga panjang: tiga hingga lima tahun.

Di luar dua program pemberdayaan tersebut, saya tiba-tiba ingat pada sosok perempuan yang konsisten menjalankan program sosialnya. Dia adalah Mbak Indah Prihanande, CEO LAZ Harfa.

Sudah lebih dari 10 tahun LAZ Harfa dan telah berhasil mengubah mindset masyarakat di Pandeglang, Banten, untuk memiliki jamban yang baik untuk menjaga kesehatan keluarga dan lingkungannya.

Nama LAZ Harfa begitu harumnya. Lewat program jambanisasi, LAZ Harfa berhasil mendorong masyarakat Pandeglang untuk membangun 10.000 jamban sehat secara swadaya. Hebat!

Penulis adalah wartawan senior, praktisi webinar.


Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya