Berita

Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Dr. Humphrey Djemat/Net

Politik

Humphrey Djemat: Kami Tidak Ingin PPP Hilang Dari Catatan Sejarah

JUMAT, 29 NOVEMBER 2019 | 17:19 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Upaya menyatukan dua kubu di internal PPP terus dilakukan oleh pihak Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat dengan melakukan silaturahmi kepada sejumlah ulama sepuh dan juga kubu Plt Ketum PPP Muktamar Pondok Gede Suharso Monoarfa.

Namun, saat Ketum PPP Muktamar Pondok Gede dijabat M. Romahurmuziy, Romi kerap menolak dan merespons negatif upaya untuk menyatukan kembali dua kubu yang berkonflik di tubuh partai Islam tertua di Indonesia tersebut.

Humphrey menginginkan agar PPP bersatu agar tidak hilang dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Saat ini, dia dan Suharso sudah sepakat menggelar Muktamar bersama yang bermartabat dan setara pada awal 2020.

"Kami tidak menginginkan PPP hilang dalam sejarah. Karena itu pesan penyatuan tidak bisa ditawar," ujar Humphrey di di sela-sela dikusi, di Kantor PARA Syndicate, Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Jumat (29/11).

Pengacara senior ini menyampaikan, dia telah melakukan pertemuan dan juga komunikasi intensif dengan Suharso untuk berkomitmen bersatu.

"Komitmen (kami) harus menjadi partai yang memegang prinsip mendekat ke yang benar menjauhi yang tidak benar," paparnya.

Agar selamat dan besar pada Pemilu 2024, mereka berkomitmen akan menjadikan partai berlogo Kabah ini menjadi partai yang bersih. Humphrey tidak ingin ada pimpinan partai yang justru terlibat korupsi seperti yang adalami Romi.

"Godaan terberat nanti dari ketua umum ya. Bagaimana dikatakan bersih, kalau ketumnya jadi bagian," sebut Humphrey menekankan.

Menurut Humphrey, PPP harus mengembalikan marwahnya menjadi partai yang mengayomi semua pihak dalam semua hal.

"Jadi partai Islam yang rahmatan lil alamin. Mesti ada pemberdayaan ke pesantren. Itulah yang membuat saya terus di politik," tandas dia.

Terakhir, Humphrey mengutuk dan menolak kehadiran oknum dalam struktur PPP yang ingin memecah partai. Menurutnya, mereka yang ingin memecah partai hanya ingin mencari keuntungan sendiri atau oportunis transaksional.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya