Berita

Jubri KPK, Febri Diansyah/RMOL

Hukum

Soal Grasi Anas Maamun, KPK Butuh Keseriusan Jokowi Perangi Korupsi Sektor Kehutanan

RABU, 27 NOVEMBER 2019 | 03:29 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku menghormati kewenangan Presiden Joko Widodo untuk memberikan grasi terhadap mantan Gubernur Riau, Annas Maamun terpidana kasus suap alih fungsi lahan di Provinsi Riau.

Walau merasa kaget, Jurubicara KPK, Febri Diansyah mengaku tetap menghormati keputusan serta kewenangan Presiden Jokowi dalam hal memberikan grasi terhadap terpidana kasus korupsi.

"KPK menyampaikan secara kelembagaan tetap menghormati kewenangan yang dimiliki oleh Presiden," kata Febri Diansyah kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa malam (26/11).


Namun demikian, KPK berharap agar Presiden tidak sembarang memberikan grasi terhadap terpidana kasus korupsi. Apalagi kata Febri, Annas merupakan terpidana yang melibatkan banyak bidang khususnya di sektor Kehutanan yang berdampak kerugian banyak pihak.

"Namun kita perlu melihat persoalan ini dalam kacamata yang lebih luas. Terutama karena korupsi yang terjadi ini terjadi dilintas sektor ya, bukan saja korupsi terkait proyek misalnya di salah satu dakwaannya tapi juga korupsi di sektor Kehutanan," tegas Febri.

Karena kata Febri, jika pemerintahan Jokowi benar-benar ingin memerangi korupsi di sektor Kehutanan maka seharusnya Jokowi tidak sembarangan memberikan grasi terhadap terpidana kasus korupsi di sektor Kehutanan.

"Ada banyak pihak yang dirugikan kalau korupsi terjadi apalagi untuk meloloskan perkebunan sawit tertentu misalnya yang masuk kawasan hutan. Misalnya diubah aturannya dengan cara memberikan suap agar perkebunan sawit itu seolah-olah berada di luar kawasan hutan. Ini yang saya kira perlu menjadi perhatian bersama," papar Febri.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya