Berita

Ilustrasi ekspor/Net

Bisnis

Supply Chain Management Harus Dibenahi Agar Produk Dalam Negeri Bisa Bersaing

SELASA, 26 NOVEMBER 2019 | 14:30 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Upaya meningkatkan daya saing produk dalam negeri perlu ditunjang dengan perhatian pemerintah soal manajemen supply chain management (SCM). Hal ini karena produk-produk dalam megeri seringkali gagal memenuhi permintaan pasar ekspor lantaran SCM yang tak dikelola.

Demikian disampaikan oleh Ketua Program Studi Manajemen S2 Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional, I Made Adnyana dalam focuss group discussion (FGD) di Universitas Nasional, Jakarta, Senin (25/11).

Dalam SCM, ada integrasi kepentingan antara perusahaan-perusahaan yang memasok bahan baku, memproduksi, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir.

“Pendekatan yang ditekankan dalam SCM adalah terintegrasi dengan semangat kolaborasi,” ujar Adnyana dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/11).

Banyaknya kegagalan pemenuhan kebutuhan pasar lokal maupun pasar ekspor diakuinya karena ketidakpastian rantai pasok yang disebabkan oleh aspek permintaan (demand) dan aspek pasokan (supply).

Salah satu contohnya adalah biaya pengangkutan sapi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Jakarta yang lebih mahal 40% dari Australia. Sedangkan biaya pengiriman daging sapi dari NTT hampir 4 kali lipat dibandingkan dari Australia.

Demikian juga biaya pengangkutan ikan dari Ambon ke Surabaya rata-rata Rp 1.800 per kilogram. Sementara dari China ke Surabaya rata-rata hanya Rp 700 per kilogram.

Faktor tersebut sulit diatasi produsen dalam negeri. Oleh karenaya, pemerintah perlu turun tangan menyelesaikan persoalan tersebut, salah satunya dengan memperbaiki rantai pasokan yang mengacu UU Pangan. Sebab jika rantai pasok komoditas tidak dibenahi, akan ada ancaman ketersediaan dan daya saing komoditas lokal yang berujung menganggu ketahanan pangan.

“Penyelenggaraan pangan harus dilakukan secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya