Ekspor pada sektor industri makanan dan minuman (Mamin) hampir menyentuh angka 20 miliar dolar AS per September 2019. Hal itu menunjukkan bahwa industri mamin telah menjadi prioritas Kementerian Perindustrian, sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Bila melihat data itu, ekspor industri mamin saat ini cukup besar, dan ekspornya juga nomor satu," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (26/11).
Sigit mengatakan, sektor mamin juga berkontribusi lebih dari sepertiga (36,49 persen) dari total Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas hingga triwulan III tahun 2019.
Selain itu, industri mamin pada triwulan III Tahun 2019 yang mencapai 7,72 persen, sementara ekonomi tumbuh 5,04 persen.
"Dengan sedikit dorongan, pertumbuhan ekonomi kita dapat lebih bagus lagi, karena 55 persen dari struktur ekonomi kita didukung oleh konsumsi dalam negeri, sehingga kita masih punya kesempatan lebih besar lagi," terangnya.
Menurut Sigit, saat ini produk mamin yang diproduksi di Tanah Air banyak digemari di beberapa negara lain, misalnya mi instan yang sangat digemari di negara-negara Afrika.
Sehingga, untuk meningkatkan ekspor sektor mamin, pemerintah masih terus menjajaki pasar Amerika Serikat, Jepang, Eropa, serta pasar-pasar non-tradisional.
"Upaya mendorong pertumbuhan sektor itu antara lain dengan aktif menciptakan iklim investasi yang kondusif," demikian Sigit.