Berita

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok/Net

Publika

Rezim Tak Berperasaan

SENIN, 25 NOVEMBER 2019 | 08:26 WIB | OLEH: M. AJI SURYA

AHOK sepertinya "menyandera" Jokowi sehingga dipaksakan untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina. Berkuasa dan bergaji besar. Ini merupakan salah satu wujud dari sikap bebal dan tak berperasaan Pemerintah.

Rakyat semua tahu siapa Ahok. Mantan napi. Segudang masalah keuangan masih menempel dengan keberadaannya. Di Pertamina sendiri Serikat Pekerja menolak dengan aksi menyegel ruangan Komisaris Utama. Mereka khawatir pada track record Ahok "pemberang" yang akan menjadi sumber kegaduhan.

Umat Islam tidak dendam pada penista Qur'an. Tapi umat tidak berkenan pada promosi sang penista. Tentunya sebelum melihat terlebih dahulu bukti "pertobatan" atas perbuatan yang pernah menyakiti hati umat tersebut.


Penghukuman di "Lapas Mako" tidak memuaskan karena bernuansa melindungi dan memanjakan. Kebijakan pada Ahok dinilai sebagai gambaran dari ketidakadilan hukum. Rezim tak adil dan tak berperasaan.

Triliunan BPJS berutang kepada rumah sakit se-Indonesia baik pemerintah maupun swasta. Banyak dokter gelisah, rumah sakit "meriang" dan khawatir bergelimpangan kesulitan keuangan. Pemerintah menyalahkan para penunggak yang justru sebagian besar adalah rakyat yang berpendapatan terbatas.

Solusi justru menimbulkan masalah baru, yaitu dengan menaikan tarif BPJS. Tentu rakyat ikut meradang. Efektifkah kebijakan yang menambah berat beban rakyat ini? Entah, tapi memang kita sedang menikmati rezim yang tak berperasaan.

Ade Armando, Abu Janda, atau Sukmawati terus mengusik umat dengan omongan seenaknya yang dinilai menodai agama. Laporan hukum dilakukan, tetapi tak ada langkah signifikan dari aparat yang semestinya didukung oleh Pemerintah. Ada pembiaran mempermainkan agama. Ulama dan umat kesal melihat pembiaran seperti ini. Perasaan umat Islam terus diusik.

Rupanya kehidupan berbangsa dan bernegara berada dalam fase "jengkel dan mengurut dada" menghadapi rezim yang tak berperasaan.

Ma'ruf Amin ulama yang berubah menjadi umaro juga mulai macam-macam. Setelah mengubah sikap soal BPJS, berubah juga soal Ahok sumber masalah yang perlu "dihabisi" menjadi bagian tim penempatan Ahok di Komut Pertamina, lalu yang terakhir meminta Pemda dan Polisi mengawasi masjid soal konten "kebencian". Rupanya ia juga hilang perasaan keumatannya. Ada yang menyebut "mantan" kiai segala dalam merespons perubahan sikap setelah masuk menjadi bagian "inti" dari rezim Jokowi.

Kritik publik pada Menteri Agama yang jago "semprot", Menteri Dikbud yang pakar "ojek", Menko PMK soal sertifikat pra nikah, Menko Maritim dan Investasi yang "serba Cina" atau kepada menteri-menteri yang lain, nampaknya tak akan digubris. Presiden pun menafikan hukum dengan bahasa mengecam Indonesia sebagai "Negara Peraturan" lalu mengenalkan "Omnibus Law" untuk menerobos banyak aturan.

Perjalanan demokrasi di daerah-daerah yang bersusah payah telah membuat Peraturan Daerah akan segera dibuldozer dengan dingin. Rezim memang tak berperasaan. Ditambah lagi dengan keinginan jabatan tiga periode, padahal periode kedua saja baru mulai.  Sementara periode pertama yang lalu sudah bikin banyak gaduh dan keruwetan.

Ketika perasaan keumatan dan kerakyatan diabaikan  dan yang ada adalah perasaan kekuasaan sendiri (otokrasi) atau kelompok (oligarkhi), maka Indonesia sebagai negara demokrasi benar-benar sedang terancam. Ideologi dan Konstitusi dimanipulasi.

Kekayaan dan kekuasaanpun telah habis dibagi bagikan  kepada "teman-teman" sendiri.

L'etat c'est moi--Negara adalah Aku!

M Rizal Fadillah

Pemerhati Politik

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya