Berita

Komisi I DPR RI dari fraksi PKS Sukamta/Net

Politik

Komisi I DPR Minta Kebijakan Anti Radikalisme Satu Suara

SABTU, 23 NOVEMBER 2019 | 14:02 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Selama ini Komisi I DPR RI melihat pemerintah hanya membuat kegaduhan sekaligus menambah bingung masyarakat lantaran pemerintah kurang cermat dalam hal kebijakan anti radikalisme.

Setiap pejabat ketika bicara anti radikalisme selalu berbeda-beda pandangannya, antara Menteri Agama, Menkopolhukam, Mendagri, dan Polri.

Begitu yang disampaikan oleh anggota Komisi I DPR RI dari fraksi PKS Sukamta usai diskusi Perspektif Indonesia di Kedai Sirih Merah, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11).


“Kami berharap pemerintah itu satukan suara dulu yang dimaksud dengan radikalisme itu apa. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan masyarakat. Seolah-olah negara ini sedang betul-betul situasi kacau gitu kan, kok semua jadi bicara radikalisme padahal tidak jelas,” saran Sukamta.

Setelah menyatukan persepsi apa sebetulnya yang dikatakan radikalisme, pemerintah juga harus satu suara dalam menggunakan metode untuk memerangi radikalisme.
Lalu pendekatan seperti apa yang bakal diterapkan untuk menekan tingkat radikalisme. Hal ini penting, agar masyarakat tidak menjadi sasaran.
“Kalau ini tidak ada transparansi metodologi penanganan, dan yang ada hanyalah omongan-omongan serampangan dari para pejabat publik, nanti akan menimbulkan masalah baru,” kata dia.

Misalnya, jika tidak ada metodelogi yang jelas, pemerintah dengan gampang menuduh orang ataupun kelompok sebagai radikal.

“Nanti ada orang itu mudah sekali dituduh diberi label apalagi kalau yang diberikan contoh oleh pejabat itu adalah tampilan-tampilan fisik misalnya celana cingkrang,” pungkasnya.

Untuk itu, Sukamta menambahkan, Komisi I DPR RI meminta agar pemerintah mendiskusikan metodelogi penanganan radikalisme ini.

“Jelaskan kepada DPR dialog, ini loh kebijakan kami ini program kami ini kegiatan kami ini,” demikian tutup Sukamta.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya