Berita

Celana cingkrang dan cadar/Net

Publika

Ideologi Radikalisme

KAMIS, 21 NOVEMBER 2019 | 10:56 WIB

ISTILAH radikalisme terus digelindingkan oleh pemerintah. Semua Kementerian dititipi untuk mewaspadai dan mengontrol keterpaparan radikalisme. Sebelas kementerian dan lembaga negara sepakat membuat portal pengaduan radikalisme.

Radikalisme adalah "mainan baru" pemerintahan Jokowi periode kedua. Ada nuansa keagamaan yang menjadi sasaran. Islam yang didekat-dekatkan. Celana cingkrang, cadar, hijrah, kafir atau khilafah. Bahkan dengan spektrum yang  lebih luas.

Seperti juga terorisme, radikalisme disosialisasikan sebagai "musuh" rakyat. Semua pihak mesti peduli dan berbuat untuk mencegah dan menanggulangi.

Rumusan radikal belum jelas, interpretasi masih luas, spesies "moral" atau "krimimal", persoalan lokal, nasional, atau mondial. Desain atau gejala sosial. Masalahnya sikap radikal bisa konstruktif bisa pula destruktif. Untuk hal yang destruktif tentu kita semua menentangnya.

Bila dimaknai sikap radikal adalah penentangan pada ideologi, konstitusi, atau pemerintah yang sah, maka hal ini menyangkut  persoalan pelanggaran hukum. Masuk pada ruang kriminal. Wilayahnya kepolisian dan itu sudah diatur dalam peraturan perundang undangan. Jadi buat apa diberi terma baru.

Yang dikhawatirkan adalah bahwa radikalisme menjadi sebuah ideologi yang dipopulerkan, disosialisasikan, bahkan disengaja atau tidak, ditanamkan oleh Pemerintah sendiri. Isu radikalisme seperti ini tidak akan bisa diterima oleh rakyat, karena justru membangun iklim yang mengubah moderasi menjadi radikal. Bukan hanya boomerang tapi jahat. Bagai “menebar racun di tengah telaga".  

Jika radikalisme itu diarahkan untuk melumpuhkan kekuatan umat Islam, maka hal itu pun keliru, di samping a historis,  justru memapar perpecahan. Anti NKRI. Ketersinggungan umat Islam bisa memancing kemarahan.

Diduga rupanya ada penumpang gelap di pemerintahan yang berkeinginan mengoyak ngoyak persatuan bangsa. Intelijen negara mesti bekerja keras untuk menguak hal ini karena negara dan bangsa hendak diobok-obok.

Ketika semua serba mungkin, maka kewaspadaan dan ketahanan nasional harus diperkuat. Baiknya Pemerintah memperkecil ruang kontroversi. Tenangkan dan nyamankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum tegakkan dengan adil.

Karena ketidakadilan menimbulkan kecemburuan sosial dan politik. Menimbulkan kegamangan dan ketidakpercayaan. Jika wibawa Pemerintah rontok, kebijakan apapun akan ditanggapi dengan apatis, sinis dan skeptis.

Rakyat yang merasa kejepit awalnya hanya bisa menjerit, tapi lama lama menggigit. Bersabar itu harus, tapi sulit. Apalagi jika urusan perut yang melilit dan keimanan yang dipersulit.

Jangan jadikan radikalisme sebagai ideologi pengganti Pancasila yang telah disepakati. Jika iya, maka sebenarnya radikalisme yang berbahaya itu tidak lain adalah komunis dan kapitalis.

Mereka adalah para "pemain" yang memang brutal dan radikal. Pengacau negara.

M Rizal Fadillah

Pemerhati politik


Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya