Berita

Ilustrasi pengambilan sumpah para pejabat tinggi/Net

Publika

Buruk Di Akhir

SENIN, 18 NOVEMBER 2019 | 09:45 WIB

BANYAK tokoh seperti pejabat, politisi, cendekiawan, agamawan, atau lainnya yang ketika memiliki otoritas, kerap mengucapkan, mendalilkan, atau mengambil kebijakan sesuatu yang kontroversial dalam makna bertentangan dengan kebenaran berdasarkan nilai sosial atau agama. Akibatnya perkataan atau perbuatannya itu membuat sakit hati masyarakat atau umat.

Ketika ia sudah tidak berkuasa atau mungkin mati, maka masyarakat dan umat masih membicarakan atau mengecam pedas tokoh dan perbuatannya tersebut. Dijadikan cerita buruk dari generasi ke generasi. Umur keburukan yang panjang.
Al Quran mencontohkan figur Firaun dan Abu Lahab. Kaum juga ada, seperti Tsamud, Aad, Madyan, dan lainnya.


Mereka tak sadar bahwa kekuasaan itu terbatas, kesombongan berbalas, dan akhir hayat yang memelas. Semua menjadi tak berguna. Kematian adalah derita awal untuk penyesalan yang sia sia. Hakikatnya tidak beriman pada hari akhir dan terjebak di permainan dunia yang tak lain hanya "uji amal" semata.  

Memusuhi orang yang taat beragama, nyinyir pada simbol dan atribut keagamaan, dengki kepada Kitab dan Nabi, memojokkan dengan bahasa Wahabi, Arab, radikal, intoleran, tidak menusantara, musuh budaya, atau lainnya. Tidak sadar bahwa sebenarnya mereka itu masuk dalam kelompok pendengki dan penista agama.

Kekuasaan dan penguasa menjadi tempat berlindung. Bentengnya adalah politik dan ekonomi para taipan kaya. Nyaman dinaungi hukum rekayasa. Berbicara kebaikan bangsa sambil meminggirkan agama. Atau agama yang dipreteli bagian bagiannya. Bersekongkol dengan yang memiliki pandangan sama. Sesungguhnya cara pandang sekuler yang sedang diperjuangkan dan ditegakkan. Mereka adalah reinkarnasi "Kemal" atau "Snouck" pada masa kini.

Empat hal yang sebenarnya melekat yaitu kebodohan, komunitas jahat, masa bodoh ke depan, dan tak tahu jalan kebenaran menuju surga.

Nabi Ibrahim AS dalam QS Asyu'ara 83-85 mengajarkan doa kepada kita untuk melawan gaya hidup hedonis, pragmatik, sok kuasa, sok kaya, serta sok paling berbudaya.  

Empat hal yang dimohonkan tersebut adalah:

Pertama, ilmu tentang kebenaran (robbi hablii hukman).
Buta kebenaran berakibat "meraba" dan "merasa" benar. Firaun merasa sebagai pembawa kemajuan dalam pembangun infrastruktur (dzil autad), "acting" ke pojok pojok negeri (thogou fil bilad).

Kedua, komunitas pergaulan yang sholeh (wal hiqnii bish shoolihiin).
Tidak mau bersama-sama dan bercampur dengan kaum musyrik, munafik, pendusta, atau golongan penoda dan antiagama, Islamophobia. Tak mungkin mendukung rezim zalim.

Ketiga, jadi buah tutur yang baik (waj'al lii lisaana shidqin fil aakhiriin).
Waspada dengan kata dan kerja. Apakah kelak akan jadi buah tutur yang baik ataukah omongan cercaan karena bertumpuk keburukan dan kejahatan?

Keempat, pewaris surga (wa'alnii min warotsati jannatin naiim).
Pujian tulus dari prestasi kemasyarakatan dan kenegaraan adalah sinyal wangi surga. Cacian, ejekan, atau "bully" adalah tanda sulit masuk surga. Dibenci umat pasti berakibat celaka, karena ada doa di sana.

Buruk di akhir mestinya dikhawatiri, diwaspadai, dan dihindari. Sumpah saat awal menjabat merupakan pengingat dan pengendali dalam mengemban amanat. Melupakan sumpah boleh-boleh saja, tetapi jaminannya pun tentu akhir yang buruk. Cercaan dari generasi ke generasi. Sumpah yang diabaikan atau dimain-mainkan akan menjadi sumpah serapah dan laknat ummah. Sudah dapat dipastikan buruk di akhir.

M Rizal Fadillah

Pemerhati Politik dan Keagamaan

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya