Berita

Emil Salim/RMOL

Politik

Bukan Cuma KPK, Partai Juga Butuh Dewan Pengawas

SELASA, 12 NOVEMBER 2019 | 09:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kasus desa hantu alias desa fiktif yang "diciptakan" untuk menerima aliran dana desa, memang cukup menghebohkan. Banyak yang menyatakan hal itu terjadi karena pengawasan yang tidak berfungsi dengan baik.

Maka itu, keberadaan Dewan Pengawas dianggap sangat dibutuhkan. Bukan hanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang butuh Dewan Pengawas, tapi juga lembaga pemerintah lainnya.

Sejumlah tokoh masyarakat pun memberi saran kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, tentang fungsi Dewan Pengawas. Seluruh aparat birokrasi juga butuh pengawasan, sehingga perlu adanya Dewan Pengawas untuk partai-partai.

"Tadi Pak Emil (Salim) bilang, pengawas itu bukan hanya untuk KPK. Pengawas itu juga perlu untuk sistem politik kita," terang Penulis Senior Toeti Heraty kepada wartawan, setelah pertemuan dengan Mahfud MD di Gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Jakarta, Senin (11/11).

Dalam pertemuan itu juga dibahas pentingnya mengawasi partai-partai politik. Sebab mereka pasti butuh dana untuk kampanye politik.

Toeti menyebutkan, seharusnya KPK dijadikan Dewan Pengawas sistem politik, bukan malah diberi Dewan Pengawas sendiri. Sebab fungsi KPK adalah untuk menangkal upaya partai politik dalam menghimpun dana dari sumber-sumber yang tak diketahui tadi.

Jika ada Dewan Pengawas, maka seluruh Kementerian/Lembaga seharusnya juga diberikan Dewan Pengawas, agar perombakan birokrasi berlangsung lebih cepat.

Ekonom Senior Universitas Indonesia, Emil Salim juga pernah mengatakan hal tersebut beberapa waktu lalu.

"Perlu jajaki bagaimana pengembangan pengawasan terhadap partai, karena kan partai juga dapat uang berdasarkan jumlah suara. Bagaimana akuntabilitas dari hal ini? Jangan hanya melihat KPK tetapi total (lembaga negara)," jelas Emil Salim kepada awak media.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya