Berita

Jokowi diingatkan banyak produk yang beredar di Indonesia berasal dari luar negeri/Net

Politik

Jokowi Jangan Bicara Revolusi Industri 4.0, Sebelum Indonesia Bisa Produksi Peniti Sendiri

JUMAT, 08 NOVEMBER 2019 | 08:40 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Revolusi Industri 4.0 dengan digitalisasinya kerap jadi jargon Presiden Joko Widodo dalam setiap kesempatan berpidato. Padahal, hingga saat ini Indonesia masih banyak mengimpor produk "remeh temeh" dari China.

Saat berpidato dalam Rakernas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di JCC, Jakarta, Rabu (6/11), Presiden Jokowi mengungkap soal kebijakan impor pacul (cangkul) oleh sejumlah importir dalam negeri. Menurut dia, kebijakan impor cangkul di saat neraca perdagangan nasional yang mengalami defisit tidaklah tepat

"Kangmas Joko Widodo baru sadar setelah lima tahun, kalau cangkul itu ternyata made in import..," ucap Arief Poyuono, melalui keterangan tertulisnya, Kamis malam (7/11).


Lanjut Arief, bukan cuma cangkul yang diimpor. Andai Jokowi mau jalan ke pasar Jatinegara atau Glodok, maka akan tahu bahwa banyak barang-barang yang jadi keseharian masyarakat adalah produk impor.

"Kangmas akan tahu ternyata palu, gelap, tang, peniti, jarum, gunting kuku, korek kuping yang merupakan produk-produk yang tiap hari dipakai masyarakat semuanya ya made in China, Mas," imbuhnya.

"Makanya jangan bicara digitalisasi pendidikan yang digagas Nadiem, atau bicara industri 4.0 atau produksi mobil Esemka Kangmas.. Wong industri kita saja belum mampu memproduksi korek kuping, jarum, peniti, palu, pahat, pacul, sendok garpu, gunting kuku, obeng, dll," sindir Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Menurut Arief, saat ini banyak industri manufakturing yang produknya pasti ada di setiap rumah atau dipakai oleh masyarakat, tapi tidak bisa diproduksi oleh industri manufakturing bangsa Indonesia.

Karena itu, Arief menyarankan untuk kembali menggalakkan industri seperti itu dulu. Setidaknya, kelak Indonesia yang mengekspor peniti, jarum, cangkul, dan lainya. Bukan lagi jadi importir.

Terlebih lagi, industri seperti itu tak butuh teknologi digitalisasi atau masuk katagori industri 4.0 yang butuh robotic. Lagi pula, bahan baku untuk industri ini sangat melimpah di dalam negeri.

"Dengan demikian akan berdampak terbukanya banyak lapangan kerja juga loh Kangmas. Sehingga dengan demikian neraca perdagangan dijamin surplus terus. Dan perekonomian jadi nggak lesu kayak sekarang ini," pungkasnya.  

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya