Berita

Wakil Ketua Komisi XI DPR, Fathan Subkhi/RMOL

Politik

DPR: Utang Indonesia Tertinggi Di Asia, Ini Membahayakan

SELASA, 29 OKTOBER 2019 | 01:21 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pemerintah harus berhati-hati dalam mengambil kebijakan utang luar negeri. Peringatan itu disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR, Fathan Subkhi menanggapi rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing atau global bond.

Menurutnya, utang memang kadang menjadi penyelamat atau bisa dijadikan solusi dalam jangka pendek. Tetapi, pemerintah harus mulai sadar bahwa porsi utang luar negeri Indonesia sudah menjadi yang paling tinggi di antara negara-negara Asia.

"Surat utang kita komposisi asing udah 46 persen loh, itu sangat membahayakan kita tertinggi se-Asia," tegasnya di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10).

Atas alasan itu, dia Menteri Keuangan, Sri Mulyani mencari terobosan menutup defisit anggaran. Salah satunya dengan menyeleksi lagi barang hasil belanja untuk meminimalisasi defisit finansial di tengah bayang-bayang resesi global.

Politisi PKB itu menyebut Kementerian Keuangan harus mengubah paradigma bahwa barang belanja harus berdasar kinerja dan manfaat. Bukan sekadar membeli tapi tidak tepat sasaran.

"Menteri Keuangan harus memeriksa lagi mana yang tidak efektif, mana yang outputnya tidak jelas kan gitu," ujar Fathan.

Empat hari setelah dilantik menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju, Menkeu Sri Mulyani mengumumkan rencana akan menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing atau global bond.

Langkah Sri Mulyani itu diambil karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit sementara kebutuhan negara membengkak.

Sri Mulyani menyatakan rencana penerbitan surat utang disebabkan oleh defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 199,1 triliun atau 1,24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2019.

Defisit tersebut berasal dari belanja negara sebesar Rp 2.461,1 triliun, sementara pendapatan hanya sebesar Rp 1.189,3 triliun.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya