Berita

Publika

Bangkit dari Likuifaksi

SABTU, 26 OKTOBER 2019 | 10:26 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

TIBA di Petobo, Sulawesi Tengah, ingatan saya langsung melompat ke Sleman, Jogjakarta. Dua-duanya sama-sama tertimpa bencana.

Di Petobo ada lokasi bekas bencana likuifaksi. Di Sleman ada lokasi bencana bekas semburan wedhus gembel gunung Merapi.

Bedanya, warga Sleman sudah berhasil menyulap lokasi bencana lahar panas gunung Merapi itu menjadi daya roda penggerak ekonomi. Ribuan orang datang mengunjungi desa tempat tinggal Mbah Maridjan itu setiap hari.


Desa di sekitar lokasi bencana Merapi sudah berubah menjadi desa wisata. Lebih dari 100 homestay ada di sini. Melayani tamu-tamu dari mana saja yang ingin menikmati pengalaman baru: menginap di rumah penduduk desa.

Dari kunjungan tamu-tamu itulah banyak warga desa yang kecipratan rezeki. Warung makan jadi ramai. Oleh-oleh dari hasil kebun jadi laku. Jasa pemandu wisata dan sewaan mobil jip pun tak pernah sepi.

Saya pernah mengikuti paket wisata Merapi dan menginap di desa Penting Sari tahun 2018. Saat ulang tahun Cowas JP, paguyuban pensiunan karyawan Jawa Pos.

Tapi lokasi likuifaksi Petobo itu masih sepi. Lahan seluas 190 hektare itu hanya dimanfaatkan untuk menggembala kambing dan sapi.

Padahal, lokasi bekas bencana likuifaksi itu bisa disulap menjadi destinasi edutourisme: wisata pendidikan. Di lokasi inilah pengunjung bisa belajar banyak tentang likuifaksi. Yang di Indonesia baru terjadi satu kali.

Saya lihat di lokasi sudah ada jalan setapak. Bisa dilalui sepeda motor. Berarti pengunjung bisa melihat-lihat sampai jauh. Berarti penduduk Petobo bisa punya pekerjaan baru: jadi guide naik sepeda motor.

Adakah ‘pasar’ potensialnya? Ada. Ketika saya sampai di lokasi, ada sekitar 50 orang siswa sekolah kepolisian dari Gorontalo yang sedang melakukan observasi.

Kata pedagang air minum yang buka lapak di lokasi, sudah mulai banyak tamu yang datang. Umumnya pelajar, mahasiswa dan peneliti.
Saya tiba-tiba membayangkan ini: Pengunjung datang ke Petobo selama dua hari. Menginap di homestay milik penduduk. Mengikuti edutour likuifaksi dan tsunami, makan ayam bakar khas Biromaru dan pulang membawa tas alang-alang air berisi cemilan dari cokelat dan minuman saraba yang dibuatnya sendiri.

Rasanya Petobo bisa seperti Sleman. Desa Kalukubula dan Kawatuna di sekitar lokasi bekas likuifaksi bisa seperti desa Penting Sari.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya