Berita

Net

Pertahanan

Jangan Jadikan Pancasila Sebagai Jimat

JUMAT, 25 OKTOBER 2019 | 22:25 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ideologi Pancasila saat ini dinilai telah diabaikan oleh masyarakat. Mereka hanya menganggap Pancasila sebagai sebuah jimat untuk menjaga keutuhan bangsa tanpa mengimpelementasikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini diungkapkan, Mantan Asisten Operasi Panglima TNI Supiadin Aries Saputra. Menurutnya, kemerosotan nilai Pancasila di kalangan masyarakat merupakan dampak dari reformasi yang telah membubarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

“Ya ini kan memang dampak reformasi, begitu reformasi dicabutlah P4 secara resmi padahal kan P4 itu kan metoda. Dia alat untuk menyosaliasikan Pancasila, nah seharusnya pada waktu ketika P4 dibubarkan sebagai metoda harus dibentuk metoda baru,” ungkap Supiadin kepada Kantor Berita Politik RMOL di acara Menangkal Radikalisme Menjaga Indonesia, Penang Bistro, Jakarta Pusat, Jumat (25/10).

Supiadin menyayangkan pemerintah telah menghapus P4, padahal dsri sana terdapat metode untuk mengamalkan Pancasila. Meski sudah dibubarkan, kata Supiadin, melalui pemerintahan Joko Widodo P4 dibangkitkan kembali dengan wajah bernama Badan Pembinaan Idelogi Pancasila (BPIP).

Namun, adanya BPIP tidak menjawab menurunnya Pancasila di kalangan masyarakat.

“Sekarang ada BPIP nah apakah BPIP sudah sampai aparatnya kepada daerah ternyata kan masih di pusat nah ini tanggung jawab secara umum BPIP nih,” ucapnya.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dari mulai lingkungan rumah hingga ranah Walikota untuk tak henti bersosialisasi maupun mengimplementasikan Pancasila.

“Jadi oleh karena itu ideologi Pancasila itu harus terus melalui kepala daerah. Gubernur harus setiap hari bicara Pancasila kepada masyarakatnya. Tapi jangan lupa kesejahteraan jangan ditinggalkan. Kesejahteraan di kedepankan juga ini jangan ditinggalkan,” ucapnya.

“Saya tadi bilang keamanan dan kesejahteraan itu selalu berjalan seiringan, dia tidak pernah saling mendahului, begitu ada yang saling mendahului dan meninggalkannya di situ mulai meninggalkan bencana,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya