Berita

Rokok Elektrik/Net

Dunia

Erdogan Tegas Larang Rokok Elektrik Masuk Turki

SENIN, 21 OKTOBER 2019 | 06:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tegas memastikan bahwa dia tidak akan pernah membiarkan perusahaan rokok elektrik memproduksi produk mereka di Turki. Sebagai gantinya, Erdogan mendesak warga Turki untuk minum teh.

Hal itu dia sampaikan dalam sebuah acara terkait karangan merokok yang digelar di Istanbul, Turki akhir pekan kemarin.

Dalam kesempatan itu, Erdogan mengatakan dia telah memerintahkan Menteri Perdagangannya untuk tidak akan pernah mengizinkan rokok elektrik berproduksi di Turki.

Dia memyebut bahwa perusahaan tembakau menjadi kaya dengan meracuni orang.

"Mereka meminta kami tempat dan izin untuk memproduksi ini (rokok elektronik). Kami tidak memberikannya kepada mereka dan kami tidak akan melakukannya," kata Erdogan tanpa menyebut nama perusahaan yang dimaksud.

"Mereka ingin berinvestasi di Turki. Pergi dan lakukan investasi Anda di tempat lain," sambungnya.

Merujuk pada data Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 27 persen dari total populasi Turki yang berusia di atas 15 tahun merokok pada tahun 2016. Angka itu turun dari sekitar 31 persen pada tahun 2010.

Data yang sama juga menyebutkan bahwa mayoritas perokok di Turki adalah laki-laki. Meskipun vape bukan ilegal di Turki, namun membeli atau mendistribusikan rokok elektrik adalah hal yang ilegal.

Meskipun demikian, banyak orang membeli rokok elektrik melalui distributor online, yang juga menyediakan cairannya.

Erdogan sendiri dikenal sebagai pemimpin yang tidak suka alkohol dan rokok. Dia kerap mengimbau warga Turki untuk berhenti merokok dan minum.

Pada 2013, pemerintahnya melarang semua iklan, promosi, dan sponsor alkohol dan produk tembakau di Turki.

Inbauan yang sama dia ulangi akhir pekan kemarin.

"Mari kita letakkan rokok dan minum teh Rize kita," sambung Erdogan, merujuk pada teh yang berasal dari kota asalnya di wilayah Laut Hitam.

"Saya tidak membuat banyak saran, tetapi sebagai seorang presiden, saya memberi tahu orang-orang yang saya suka bahwa ini adalah haram (dilarang dalam Islam)," tambahnya, seperti dimuat Reuters.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya