Berita

Kekerasan yang terjadi pasca penangkapan gagal putra raja narkoba Meksiko/The Guardian

Dunia

Gagal Tangkap Putra Raja Narkoba, Presiden Meksiko Telepon Presiden AS

MINGGU, 20 OKTOBER 2019 | 06:26 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Meksio dan Amerika Serikat menyatukan suara untuk membendung aliran penjualan senjata ilegal dari Amerika Serikat ke Meksiko.

Hal itu dipastikan oleh Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard setelah percakapan telepon antara Presiden Meksiko Andres Mauel Lopez Obrador dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhir pekan ini (Sabtu, 19/10), setelah pihak keamanan Meksiko gagal menangkap putra raja kartel narkoba Sinaloa, Joaquin Guzman alias El Chapo.

Sang putra yang bernama Ovidio Guzman diketahui terpaksa kembali dibebaskan setelah 35 polisi dan pasukan penjaga nasional yang menangkapnya dikepung sejumlah pria bersenjata dari kartel Sinaloa di kota Culiacan, Meksiko pekan kemarin.

Penangkapan tersebut sempat memicu gelombang kekerasan di kota tersebut hingga baku tembak yang menyebabkan korban sipil berjatuhan. Operasi penangkapan itu pun akhirnya dihentikan demi mencegah kekerasan berkembang menjadi lebih buruk.

"Jika perintah itu diberikan untuk melanjutkan operasi di Culiacan, kami memperkirakan bahwa lebih dari 200 orang, sebagian besar warga sipil, akan terbunuh," kata Ebrard.

Sang raja kartel narkoba Sinaloa, El Champo sendiri dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Amerika Serikat.

Pasca kejadian tersebut, Obrador segera menghubungi Trump untuk membahas langkah mendesak demi membendung aliran senjata ilegal.

Menlu Ebrard menjelaskan bahwa Obrador mengatakan kepada Trump dalam panggilan telepon bahwa teknologi dapat digunakan untuk menghentikan senjata memasuki Meksiko. Trump membalas dengan menjawab bahwa itu adalah ide bagus.

Dikabarkan The Guardian, kedua pemimpin kemudian sepakat bahwa pejabat Amerika Serikat dan Meksiko akan bertemu dalam beberapa hari ke depan untuk membahas opsi yang mungkin diambil dan akan mengumumkan tindakan untuk membekukan impor senjata ilegal ke Meksiko melalui penyeberangan perbatasan Amerika Serikat.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Serbu Kuliner Minang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:59

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Obor Api Abadi Mrapen untuk Rakernas IV PDIP Tiba di Batang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:28

Mubadala Energy Kembali Temukan Sumur Gas Baru di Laut Andaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:59

Rocky Gerung Dicap Perusak Bangsa oleh Anak Buah Hercules

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:41

Deal dengan Kanada

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:24

Kemenag: Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:04

Zulhas Dorong Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di Forum APEC

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:40

DPR: Kalau Saya Jadi Nadiem, Saya Sudah Mengundurkan Diri

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:20

2 Kapal dan 3 Helikopter Polairud Siap Amankan KTT WWF

Minggu, 19 Mei 2024 | 00:59

Selengkapnya