Berita

Maruf Amin pun 3 pesan penting bagi ulama untuk menekan radikalisme/Net

Politik

Soal Radikalisme Agama, Pengamat Intelijen: Ulama Harus Ikuti Wejangan Maruf Amin

SENIN, 14 OKTOBER 2019 | 09:21 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Insiden penikaman terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto saat melakukan kunjungan kerja di daerah Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) seperti menunjukkan bahwa paham radikalisme masih terus beredar di Indonesia.

Pasalnya, dua pelaku penikaman diduga kuat terpapar ISIS dan merupakan anggota JAD jaringan Bekasi. Mereka adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana binti Sunarto

Terkait hal tersebut, pengamat Intelijen dari Generasi Optimis (GO) Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga mengatakan, peran ulama sebagai guru dan teladan perlu ditingkatkan. Karena hal ini bisa membantu dan meluruskan mereka yang telah terpapar radikalisme agama.

Untuk itu Horas setuju dan mendukung penuh wejangan Wakil Presiden terpilih Kiai Maruf Amin soal peningkatan tanggung jawab ulama di tanah air pada masa sekarang.

Horas menjelaskan, setidaknya ada tiga tanggung jawab ulama yang menjadi pesan penting Kiai Maruf.

"Untuk yang pertama, Abah Kiai Maruf selalu mengingatkan agar ulama menjaga agama dari salah penafsiran yang menyimpang," kata Horas dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/10).

Selanjutnya, tanggung jawab keumatan. Artinya menjaga umat dari akidah-akidah yang salah. "Hal itu termasuk menjaga umat agar kuat secara pendidikan, ekonomi, dan kesehatan," ujar Horas.

Tanggung jawab yang terakhir yaitu kebangsaan dan kenegaraan. Itu sangat penting dalam konteks hidup berbangsa, yaitu menjaga negara Indonesia dari ideologi-ideologi lain di luar konsensus nasional.

Horas menambahkan, Kiai Maruf dengan tegas mengatakan bahwa ideologi Khilafah bukan ditolak, tapi memang tertolak sejak dari awal.

"Karena tidak sesuai dengan kesepakatan untuk membangun bangsa yang besar dan majemuk oleh para founding fathers negara kita," terang Horas.

"Kita serius beragama itu bagus, tapi jangan menjadikan negara Indonesia sebagai negara agama yang kita anut," demikian Horas.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya